Renungan Utk Mengisi Acara di Radio Blessing Family FM - Pekalongan
Senin, 01 Juni 2009
------------------------------------------------------------
” PERSEKUTUAN
JEMAAT MULA-MULA ”
Pengantar
Jemaat-jemaat Tuhan yang kekasih di
dalam Tuhan kita Yesus Kristus, adalah penuh sukacita bisa kembali tambil untuk
menyapa saudara-saudara pendengar radio Blessing family yang diberkati Tuhan
dimana pun berada, khusunya saat in dimana kita baru saja bersukacita mengenang
kuasa dan anugerah Tuhan yang mencurahkan RohNya yang kudus kepada setiap
orang-orang percaya, di jaman itu bahkan hingga saat ini.
Saat ini, kita dari gereja HKBP
akan mengangkat sebuah topik tentang “jemaat mula-mula”. Saudara-saudara yang
dikasihi Kristus. berbicara tentang jemaat kristen mula-mula adalah berbicara
tentang sebuah persekutuan yang dirindukan dan dimimpikan bisa hadir kembali di
jaman ini. Sebuah persekutuan yang meskipun masih sangat kecil dan muda akan
tetapi sudah menunjukkan sebah persekutuan yang sangat indah. Sebuah
persekutuan yang disenangi bukan hanya oleh Tuhan saja akan tetapi juga oleh
masyarakat sekitarnya. Tantangan dan ancaman tidak menjadi penghalang buat
mereka untuk bisa berbuat sesuatu yang berarti bagi masyarakat dan juga bagi
lingkungannya. Dengan kualitas hidupnya mereka merubah ancaman dan tantangan-tantangan itu menjadi peluang
dan kesempatan untuk bersaksi.
Mengapa Jemaat
mula-mula itu berkembang dengan cepat dan disenangi oleh masyarakat
disekitarnya, apakah yang menjadi kunci dan kekuatan mereka :
1. Mereka adalah jemaat-jemaat yang
terlahir dan bertumbuh dari sebuah pertobatan,
Firman
Tuhan di dalam Kisah 2 : 41 dikatakan : ...” Orang-orang yang menerima
perkataannya itu memberi diri dibaptis ....”. kata “..menerima perkataan...” artinya memberikan respon atau berita
yang doisampaikan oleh Petrus yaitu : ”bertobatlah
dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis.....”
Jadi
jemaat mula-mula itu sungguh-sungguh bertobat. Pertobatan yang sungguh sungguh
inilah yang membuat jemaat itu disenangi oleh orang sekitarnya karena
pertobatan mereka itu nyata di dalam perilaku mereka dan tentunya juga
dirasakan oleh oleh orang-orang disekitarnya.
Bertobat berarti berbalik dari tidak percaya kepada Tuhan
menjadi percaya kepada Tuhan. Bertobat berarti berbalik dari melakukan
perbuatn-perbuatan dosa dan sekarang melakukan perbuatan yang benar dan berkenan di hati Tuhan. Bertobat adalah
berpaling dari perbuatan yang sia-sia, dan sekarang berpaling kepada rencana Tuhan yang indah. Bertobat berarti pindah dari kerajaan maut
ke dalam kerajaan Yesu Kristus.
Keanggotaan mereka sebagai jemaat atau sebagai bagian
dari sebuah persekutuan orang-orang kudus itu
adalah karena buah dari sebuah pertobatan mereka, pilihan dan komitmen
pribadi akan sebuah berita kebenaran yang diperdengarkan Tuhan melalui
hamba-hambanNya. Mereka tidak menjadi anggota persekutuan kudus itu hanya
karena mencari sebuah status dan identitas diri. Mereka adalah jemaat-jemaat
yang terus bertumbuh menuju kepada kematangan. Jemaat-jemaat yang
bertanggungjawab di dalam persekutuannya.
Bukan melihat status kekristenannya sebagai sebuah kebetulan, akan tetapi
sebuah anugerah Tuhan yang harus direspon dengan sebuah keputusan dan komitmen
pribadi.
Bagaimana
dengan kekristenan kita di jaman ini, apakah kita sudah menjadi orag kristen
yang sungguh-sungguh bertobat atau kita menjadi orang Kristen karena sesuatu alasan yang lain?
Menjadi Kristen bukan sebuah identitas dan status akan
tetapi adalah komitmen untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan belajar
hidup untuk seperti Kristus. ..........
2. Mereka adalah jemaat yang
bertekun di dalam Firman Tuhan (berpegang teguh) di dalam pengajaran
rasul-rasul, (Kis. 2: 42)
Faktor ini sangat penting dan sangat menentukan sekali
karena jika jemaat Tuhan bertekun dalam pengajaran Firman Tuhan , yaitu pengajaran
yang berasal dari Allahyang tertuang di dalam Alkitab maka persekutuan itu akan
kuat dan bertumbuh. Karena iman kepada Tuhan akan dihasilkan melalui
pendengaran yaitu pendegaran Firman Tuhan. Namun sebaliknya gereja akan mati
jika fondasinya bukan Firman Tuhan yang benar. Kalaupun bertumbuh maka
pertumbuhannya bukan ke arah Kristus.
Di jaman sekarang ini ada banyak orang yang lebih suka
mendengarkan cerita-cerita lucu yang menyenangkan telinga mereka daripada mendengarkan Firman
Tuhan yang benar, apalagi yang keras yang terkadang mengingatkan kesalahan dan
kecurangannya. Manusia tidak suka diingatkan dan dikritik dengan firman akan
tetapi lebih suka didukung dan dibenarkan di dalam segala perbuatannya. Jika
tidak demikian kemungkinan mereka akan berpaling kepada pengajaran yang lain.
Dalam Kisah 2 : 42
disebutkan bahwa mereka bertekun di dalam pengajaran rasul –rasul ini
berarti bahwa mereka percaya kepada pengajaran para rasul-rasul itu untuk
kebaikan mereka, mereka tidak hanya mau mendengarkan apa yang enak-enak
ditelinganya saja akan tetapi bertekun kepada pengajaran-pengajaran mereka.
Jemaat kriten mula-mula, bukanlah jemaat yang hanya mencari enaknya saja, akan tetapi berpegang teguh kepada pengajaran
para hamba-hamba Tuhannnya.
Di tengah-tengah dunia ioni ada banyak guru-guru palsu,
ada banyak penyesat-penyesat yang nampaknya lebih menyenangkan dan akan banyak
pengkhotbah-pengkhotbah yang mengajarkan berbagai hala yang mungkin berbeda
dengan mula-mula, akan tetapi jemaat mula-mula tetap setia kepada
pengajar-pengajarnya. Dan inilah yang membuat jemaat itu terus bertumbuh dan
berkambang. Bagaimana dengan kita ????
3. Mereka Rajin berkumpul
(saling mengunjungi ) dan berdoa
mengadakan persekutuan kasih secara bergilir
(Kis. 2 : 42b, 46)
Persekutuan adalah kerinduan mereka, mereka selalu rindu untuk bisa
berkumpul tiap hari di Bait Allah demikian juga bisa saling mengunjungi
rumah-rumah secara bergiliran untuka bersama-sam mengadakan perjamuan kasih
demikian juga untuk bisa makan bersama-sama dengan tulus hati. Mereka
melakukannya tidak dengan keterpaksaan, semuanya dilakukan penuh dengan
sukacita dan tulus hati. Kunjungan kasih dilakukan secara bergiliran tidak
hanya bagi orang-orangtertentu yang mampu saja akan semuanya merasakan bahwa
meraka adalah sebuah keluarga. Di dalam setiap persekutuanini mereka saling
menguatkan dan menopang di dalam berbegai pergumulan mereka khususnya di dalam
iman. Di dalam persekutuan kasih itu
mereka saling mendoakan.
Di
jaman sekarang mungkin ini sangat sulit kita lakukan untuk mengadakan kunjungan
dan pertemuan setiap hari di gereja atau atau di rumah-rumah. Waktu mungkin harus kita aturkan sedemikian
sehingga tradisi ini harus kita pelihara, saling mengunjungi secara bergiliran
(tanpa harus membuat perbedaan diantara jemaat – jemaat kaya atau miskin,
dsb) untuk saling mendoakan, saling
menguatkan dan menopang adalah sebuah kekuatan yang sangat dibutuhkan.
Persekutuan kasih bersama-sama mendengarkan firman Tuhan dan makan bersama akan
selalu menguatkan ikatan kekeluargaan ditengah-tengah jemaat.
3. Mereka sehati sepikir, saling membantu
dan menopang, (Kis. 2 : 44 – 45; 4 : 32 -
34 )
Dengan sikap ini, tidak ada lagi jemaat itu yang merasa berkekuraangan, dan
tinggal di dalam kelaparan. Jemaat mula- mula saling menopang. Jemaat-jemaat
yang kaya membantu jemaat-jemaat yang miskin bahkan banyak diantara mereka yang
rela denga tulus hatinya menjual sebagaian atau seluruh hartanya untuk dipakai
di dalam kebutuhan pelayanan persekutuan itu.
Mereka merasa bahwa apa yang ada pada mereka itu adalah milik Tuhan dan
persektuannya sehingga dianggap milik bersama. Di dalam segala hal mereka
sehati sepikir, tidak ada seorang pun yang berlomba untuk memberikan yang
terkecil, akan tetapi semua berusah memberikanyang terbaik, bahkan apa yang ada
padanya diberikan untuk keperluan bersama. Sehingga dengan prinsip ini yang yang
kaya tidak berkelimpahan dan yang miskin tidak berkekurangan” karena mereka semuanya dicukupkan bahkan
berkelimpahan di dalam kasih dan persaudaraan.
Di
jaman sekarang in adalah tantanga bagi gereja, mampukah jemaat saling menopang
dan membantu, atau kembali seperti yang telah disampaikan diatas semuanya hanya
memikirkan dirinya sendiri. Tidak peduli kepada penderitaan orang lain? Hartaku adalah milikku, hasil kerja kerasku
dan akulah yang menikmatinya. Atau yang terparah adalah ketika jemaat berlomba
untuk memberikan yang terkecil?........
5. Hamba-hamba Tuhannya setia
kepada Tuhan, mereka hidup berpusat
kepada Yesus
faktor lain yang membuat jemaat
mula-mula bertumbuh dan berkembang dengan baik adalah karena jemaat Hamba-hamba
Tuhannya tetap fokus dan setia kepada Tuhan. (kisah 3 : 6). Mereka melakukan tugas
panggilannya bukan demi emas dan perak, bukan demi sebuah status kemapanan diri
sendiri atau bukan demi kemuliaannya sendiri. Memang ada banyak peluang untuk
menjadi terkenal dan terhormat bahkan lebih dari itu ada banyak peluang untuk
mencari kemapanan diri. Akan tetapi hamba-hamba Tuhan itu menepiskan
motivasi-motivasi itu dari pikiran mereka. Mereka tetap setia kepada Kristus
sang pemberi mandat, dan melakukan segala pekerjaan mereka di dalam nama
Kristus.
Di
jaman sekarang, ini adalah tantangan juga bagi hamba-hamba Tuhan, ada banyak
godaan kemuliaan dan kehormatan yang selalu melekat sebagai hamba Tuhan.
Perlakuan masyarakat kepada Hamba Tuhan sering sekali membuat hamba Tuhan itu
jatuh kepada pribadi yang dilayani bukan melayani. Lebih dari itu kalau ini
terjadi ini berarti kemuliaan tidak dikembalikankepada Kristus melainkan dirinya
sendiri. Godaan kemapanan juga sering menjadi dera bagi banyak pelayan. Demi
kenikmatan hidup ada banyak hamba-hamba Tuhan yang lebih tunduk kepada kuasa
dan perintah orang-orang tertentu daripada kepada kuasa Kristus. Dengan emas
dan perak , demi harta dan kemapanan ini mereka menghianati panggilannya. Mereka
menjadi pelayan-pelayan sekelompok orang.
Rasul-rasul
demikian juga jemaat, tidak sedikitpun takut kepada sekelompok orang, meskipun
harta dan ketenanangan hidup ditawarkan mereka tetap setia kepada panggilannya.
Meskipun penjara dan siksaan bahkan maut di depan mereka, mereka tetap
tersenyum dan semangat memberitakan Firman Tuhan. Inilah teladan yang membuat
semkain banyak yang suka melihat persekutuan jemaat mula-mula.
6. Jemaat itu juga memahami bahwa tugas pangilan pelayanan
adalah tugas panggilan bersama, jadi bukan hanya
tugas para rasul-rasul saja, bukan hanya tugas hamba-hamba Tuhan saja melainkan
tugas bersama seluruh jemaat.
Hal ini bisa kita lihat sangat jelas ketika jemaat semakin banyak dan
pelayanan juga semakin banyak. Rasul-rasul tidak lagi sanggub membagi waktu
mereka sehingga tugas utama mereka untuk memberitakan Firman Tuhan
terbengkalai, hanya karena tugas-tugas sosial perawatan kaum-kaum miskin dan
berkekurangan termasuk yang mengalami sakit penyakit dan pergumulan lainnya
maka dengan inisiatif bersama jemaat itu mengadakan usulan pengangkatan
pelayan-pelayan baru dari tengah-tengah jemaat itu sendiri. Diangkatlah
diaken-diaken yang bisa membantu pelayanan sosial demikian juga jemaat-jemaat
lainnya berperan juga saling melayani. Sehingga rasul-rasul bisa kembali
konsentrasi kepada tugas panggilan utamanya yaitu memberitakan Firman Tuhan.
Dalam
hal ini ketika jemaat tidak hanya menuntut akan tetapi tampil dengan gemilang
untuk juga bisa memberikan waktu dan tenaganya untuk ikut bersama-sama di dalam
panggilan pelayanan ini tanpa pamrih. Mereka sangat memahami bahwa
panggilanpelayanan ini adalah panggilan am bagi seluruh orang
percaya.
Ini
sangat penting sekali untuk kita renungkan di dalam kehidupan jemaat masa kini
ada banyak sekali gereja-gereja Tuhan yang hamba-hambaNya tidak mempunyai waktu
yang cukup untuk memberitakan Firman Tuhan khususnya ke luar persekutuan
gereja. Hamba-hamba Tuhan itu disibukkan dengan berbagai urusan-urusan
administrasi gereja, sering disibukkan dengan pelayanan-pelayanan interen dan
rutinitas gerejanya, sementara jemaat hanya tinggal diam minta dilayani dan
tidak terpanggil untuk bisa terlibat ikut membantu di dalam panggilan
pelayanannya. Bahkan ada diantara jemaat-jemaat itu yang tidak merasa puas
kalau pelayanan itu dilakukan oleh sesamanya bukan oleh Hamba Tuhan
Ketikka kualiatas hidup yang sangat baik sudah mereka pertontonkan maka
kuantitas mereka pun Tuhan tambahkan, Inilaah yang kurang dari kita di jaman
ini? Dimana kita di jaman ini lebih cenderung
1. Asyik
sendiri dan berjalan sendiri-sendiri
2. Meletakkan
tugas pelayanan itu hanya kepada orang-orang yang ditentukan sementara kita
jemaat tidak mempunyai sedikitpun tanggungjawab untuk terpanggil di dalm
pelayanannya. Karena kita sudah merasa cukup dengan persembahan yang kita
berikan