Makna Hidup

Hidup tidak hanya untuk menerima pemberian dari yang telah Tuhan sediakan,

tapi kita hidup juga perlu untuk menjaga apa yang telah Tuhan berikan, mengembangkannya dan berbagai dengan sesama

Kamis, 22 April 2010

” PERSEKUTUAN JEMAAT MULA-MULA ”


Renungan Utk Mengisi Acara di Radio Blessing Family FM - Pekalongan
Senin, 01 Juni 2009
------------------------------------------------------------


” PERSEKUTUAN JEMAAT MULA-MULA ”
Pengantar
            Jemaat-jemaat Tuhan yang kekasih di dalam Tuhan kita Yesus Kristus, adalah penuh sukacita bisa kembali tambil untuk menyapa saudara-saudara pendengar radio Blessing family yang diberkati Tuhan dimana pun berada, khusunya saat in dimana kita baru saja bersukacita mengenang kuasa dan anugerah Tuhan yang mencurahkan RohNya yang kudus kepada setiap orang-orang percaya, di jaman itu bahkan hingga saat ini.
                Saat ini, kita dari gereja HKBP akan mengangkat sebuah topik tentang “jemaat mula-mula”. Saudara-saudara yang dikasihi Kristus. berbicara tentang jemaat kristen mula-mula adalah berbicara tentang sebuah persekutuan yang dirindukan dan dimimpikan bisa hadir kembali di jaman ini. Sebuah persekutuan yang meskipun masih sangat kecil dan muda akan tetapi sudah menunjukkan sebah persekutuan yang sangat indah. Sebuah persekutuan yang disenangi bukan hanya oleh Tuhan saja akan tetapi juga oleh masyarakat sekitarnya. Tantangan dan ancaman tidak menjadi penghalang buat mereka untuk bisa berbuat sesuatu yang berarti bagi masyarakat dan juga bagi lingkungannya. Dengan kualitas hidupnya mereka merubah ancaman  dan tantangan-tantangan itu menjadi peluang dan kesempatan untuk bersaksi.
Mengapa Jemaat mula-mula itu berkembang dengan cepat dan disenangi oleh masyarakat disekitarnya, apakah yang menjadi kunci dan kekuatan mereka :

1.     Mereka adalah jemaat-jemaat yang terlahir dan bertumbuh dari sebuah pertobatan,
        Firman Tuhan di dalam Kisah 2 : 41 dikatakan : ...” Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis ....”. kata “..menerima perkataan...” artinya memberikan respon atau berita yang doisampaikan oleh Petrus yaitu : ”bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis.....”
        Jadi jemaat mula-mula itu sungguh-sungguh bertobat. Pertobatan yang sungguh sungguh inilah yang membuat jemaat itu disenangi oleh orang sekitarnya karena pertobatan mereka itu nyata di dalam perilaku mereka dan tentunya juga dirasakan oleh oleh orang-orang disekitarnya.
Bertobat berarti berbalik dari tidak percaya kepada Tuhan  menjadi percaya kepada Tuhan. Bertobat berarti berbalik dari melakukan perbuatn-perbuatan dosa dan sekarang melakukan perbuatan yang benar  dan berkenan di hati Tuhan. Bertobat adalah berpaling dari perbuatan yang sia-sia, dan sekarang  berpaling kepada rencana Tuhan yang indah. Bertobat berarti pindah dari kerajaan maut  ke dalam kerajaan Yesu Kristus.
Keanggotaan mereka sebagai jemaat atau sebagai bagian dari sebuah persekutuan orang-orang kudus itu  adalah karena buah dari sebuah pertobatan mereka, pilihan dan komitmen pribadi akan sebuah berita kebenaran yang diperdengarkan Tuhan melalui hamba-hambanNya. Mereka tidak menjadi anggota persekutuan kudus itu hanya karena mencari sebuah status dan identitas diri. Mereka adalah jemaat-jemaat yang terus bertumbuh menuju kepada kematangan. Jemaat-jemaat yang bertanggungjawab di dalam persekutuannya.



        Bukan melihat status kekristenannya sebagai sebuah kebetulan, akan tetapi sebuah anugerah Tuhan yang harus direspon dengan sebuah keputusan dan komitmen pribadi.
Bagaimana dengan kekristenan kita di jaman ini, apakah kita sudah menjadi orag kristen yang sungguh-sungguh bertobat atau kita menjadi orang Kristen  karena sesuatu alasan yang lain?
Menjadi Kristen bukan sebuah identitas dan status akan tetapi adalah komitmen untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan belajar hidup untuk seperti Kristus. ..........

2.    Mereka adalah jemaat yang bertekun di dalam Firman Tuhan (berpegang teguh) di dalam pengajaran rasul-rasul,  (Kis. 2: 42)
Faktor ini sangat penting dan sangat menentukan sekali karena jika jemaat Tuhan bertekun dalam pengajaran Firman Tuhan , yaitu pengajaran yang berasal dari Allahyang tertuang di dalam Alkitab maka persekutuan itu akan kuat dan bertumbuh. Karena iman kepada Tuhan akan dihasilkan melalui pendengaran yaitu pendegaran Firman Tuhan. Namun sebaliknya gereja akan mati jika fondasinya bukan Firman Tuhan yang benar. Kalaupun bertumbuh maka pertumbuhannya bukan ke arah Kristus.
Di jaman sekarang ini ada banyak orang yang lebih suka mendengarkan cerita-cerita lucu yang menyenangkan  telinga mereka daripada mendengarkan Firman Tuhan yang benar, apalagi yang keras yang terkadang mengingatkan kesalahan dan kecurangannya. Manusia tidak suka diingatkan dan dikritik dengan firman akan tetapi lebih suka didukung dan dibenarkan di dalam segala perbuatannya. Jika tidak demikian kemungkinan mereka akan berpaling kepada pengajaran yang lain.
Dalam Kisah 2 : 42  disebutkan bahwa mereka bertekun di dalam pengajaran rasul –rasul ini berarti bahwa mereka percaya kepada pengajaran para rasul-rasul itu untuk kebaikan mereka, mereka tidak hanya mau mendengarkan apa yang enak-enak ditelinganya saja akan tetapi bertekun kepada pengajaran-pengajaran mereka. Jemaat kriten mula-mula, bukanlah jemaat yang hanya mencari enaknya saja,  akan tetapi berpegang teguh kepada pengajaran para hamba-hamba Tuhannnya.
Di tengah-tengah dunia ioni ada banyak guru-guru palsu, ada banyak penyesat-penyesat yang nampaknya lebih menyenangkan dan akan banyak pengkhotbah-pengkhotbah yang mengajarkan berbagai hala yang mungkin berbeda dengan mula-mula, akan tetapi jemaat mula-mula tetap setia kepada pengajar-pengajarnya. Dan inilah yang membuat jemaat itu terus bertumbuh dan berkambang. Bagaimana dengan kita ????
       
3.    Mereka Rajin berkumpul (saling  mengunjungi ) dan berdoa mengadakan persekutuan kasih secara bergilir    (Kis. 2 : 42b, 46)
        Persekutuan adalah kerinduan mereka, mereka selalu rindu untuk bisa berkumpul tiap hari di Bait Allah demikian juga bisa saling mengunjungi rumah-rumah secara bergiliran untuka bersama-sam mengadakan perjamuan kasih demikian juga untuk bisa makan bersama-sama dengan tulus hati. Mereka melakukannya tidak dengan keterpaksaan, semuanya dilakukan penuh dengan sukacita dan tulus hati. Kunjungan kasih dilakukan secara bergiliran tidak hanya bagi orang-orangtertentu yang mampu saja akan semuanya merasakan bahwa meraka adalah sebuah keluarga. Di dalam setiap persekutuanini mereka saling menguatkan dan menopang di dalam berbegai pergumulan mereka khususnya di dalam iman.  Di dalam persekutuan kasih itu mereka saling mendoakan.
        Di jaman sekarang mungkin ini sangat sulit kita lakukan untuk mengadakan kunjungan dan pertemuan setiap hari di gereja atau atau di rumah-rumah.  Waktu mungkin harus kita aturkan sedemikian sehingga tradisi ini harus kita pelihara, saling mengunjungi secara bergiliran (tanpa harus membuat perbedaan diantara jemaat – jemaat kaya atau miskin, dsb)  untuk saling mendoakan, saling menguatkan dan menopang adalah sebuah kekuatan yang sangat dibutuhkan. Persekutuan kasih bersama-sama mendengarkan firman Tuhan dan makan bersama akan selalu menguatkan ikatan kekeluargaan ditengah-tengah jemaat.           

3.    Mereka sehati sepikir,  saling  membantu dan menopang, (Kis. 2 : 44 – 45; 4 : 32 -  34 )
        Dengan sikap ini, tidak ada lagi jemaat itu yang merasa berkekuraangan, dan tinggal di dalam kelaparan. Jemaat mula- mula saling menopang. Jemaat-jemaat yang kaya membantu jemaat-jemaat yang miskin bahkan banyak diantara mereka yang rela denga tulus hatinya menjual sebagaian atau seluruh hartanya untuk dipakai di dalam kebutuhan pelayanan persekutuan itu.  Mereka merasa bahwa apa yang ada pada mereka itu adalah milik Tuhan dan persektuannya sehingga dianggap milik bersama. Di dalam segala hal mereka sehati sepikir, tidak ada seorang pun yang berlomba untuk memberikan yang terkecil, akan tetapi semua berusah memberikanyang terbaik, bahkan apa yang ada padanya diberikan untuk keperluan bersama. Sehingga dengan prinsip ini yang  yang kaya tidak berkelimpahan dan yang miskin tidak berkekurangan”  karena mereka semuanya dicukupkan bahkan berkelimpahan di dalam kasih dan persaudaraan.


        Di jaman sekarang in adalah tantanga bagi gereja, mampukah jemaat saling menopang dan membantu, atau kembali seperti yang telah disampaikan diatas semuanya hanya memikirkan dirinya sendiri. Tidak peduli kepada penderitaan orang lain?  Hartaku adalah milikku, hasil kerja kerasku dan akulah yang menikmatinya. Atau yang terparah adalah ketika jemaat berlomba untuk memberikan yang terkecil?........

5.    Hamba-hamba Tuhannya setia kepada Tuhan, mereka hidup  berpusat kepada Yesus
        faktor lain yang  membuat jemaat mula-mula bertumbuh dan berkembang dengan baik adalah karena jemaat Hamba-hamba Tuhannya tetap fokus dan setia kepada Tuhan.  (kisah 3 : 6). Mereka melakukan tugas panggilannya bukan demi emas dan perak, bukan demi sebuah status kemapanan diri sendiri atau bukan demi kemuliaannya sendiri. Memang ada banyak peluang untuk menjadi terkenal dan terhormat bahkan lebih dari itu ada banyak peluang untuk mencari kemapanan diri. Akan tetapi hamba-hamba Tuhan itu menepiskan motivasi-motivasi itu dari pikiran mereka. Mereka tetap setia kepada Kristus sang pemberi mandat, dan melakukan segala pekerjaan mereka di dalam nama Kristus.
        Di jaman sekarang, ini adalah tantangan juga bagi hamba-hamba Tuhan, ada banyak godaan kemuliaan dan kehormatan yang selalu melekat sebagai hamba Tuhan. Perlakuan masyarakat kepada Hamba Tuhan sering sekali membuat hamba Tuhan itu jatuh kepada pribadi yang dilayani bukan melayani. Lebih dari itu kalau ini terjadi ini berarti kemuliaan tidak dikembalikankepada Kristus melainkan dirinya sendiri. Godaan kemapanan juga sering menjadi dera bagi banyak pelayan. Demi kenikmatan hidup ada banyak hamba-hamba Tuhan yang lebih tunduk kepada kuasa dan perintah orang-orang tertentu daripada kepada kuasa Kristus. Dengan emas dan perak , demi harta dan kemapanan ini mereka menghianati panggilannya. Mereka menjadi pelayan-pelayan sekelompok orang.
        Rasul-rasul demikian juga jemaat, tidak sedikitpun takut kepada sekelompok orang, meskipun harta dan ketenanangan hidup ditawarkan mereka tetap setia kepada panggilannya. Meskipun penjara dan siksaan bahkan maut di depan mereka, mereka tetap tersenyum dan semangat memberitakan Firman Tuhan. Inilah teladan yang membuat semkain banyak yang suka melihat persekutuan jemaat mula-mula.             

6.    Jemaat itu juga  memahami bahwa tugas pangilan pelayanan adalah tugas panggilan bersama, jadi bukan hanya tugas para rasul-rasul saja, bukan hanya tugas hamba-hamba Tuhan saja melainkan tugas bersama seluruh jemaat.
        Hal ini bisa kita lihat sangat jelas ketika jemaat semakin banyak dan pelayanan juga semakin banyak. Rasul-rasul tidak lagi sanggub membagi waktu mereka sehingga tugas utama mereka untuk memberitakan Firman Tuhan terbengkalai, hanya karena tugas-tugas sosial perawatan kaum-kaum miskin dan berkekurangan termasuk yang mengalami sakit penyakit dan pergumulan lainnya maka dengan inisiatif bersama jemaat itu mengadakan usulan pengangkatan pelayan-pelayan baru dari tengah-tengah jemaat itu sendiri. Diangkatlah diaken-diaken yang bisa membantu pelayanan sosial demikian juga jemaat-jemaat lainnya berperan juga saling melayani. Sehingga rasul-rasul bisa kembali konsentrasi kepada tugas panggilan utamanya yaitu memberitakan Firman Tuhan.
        Dalam hal ini ketika jemaat tidak hanya menuntut akan tetapi tampil dengan gemilang untuk juga bisa memberikan waktu dan tenaganya untuk ikut bersama-sama di dalam panggilan pelayanan ini tanpa pamrih. Mereka sangat memahami bahwa panggilanpelayanan ini adalah panggilan am bagi seluruh orang percaya.
        Ini sangat penting sekali untuk kita renungkan di dalam kehidupan jemaat masa kini ada banyak sekali gereja-gereja Tuhan yang hamba-hambaNya tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memberitakan Firman Tuhan khususnya ke luar persekutuan gereja. Hamba-hamba Tuhan itu disibukkan dengan berbagai urusan-urusan administrasi gereja, sering disibukkan dengan pelayanan-pelayanan interen dan rutinitas gerejanya, sementara jemaat hanya tinggal diam minta dilayani dan tidak terpanggil untuk bisa terlibat ikut membantu di dalam panggilan pelayanannya. Bahkan ada diantara jemaat-jemaat itu yang tidak merasa puas kalau pelayanan itu dilakukan oleh sesamanya bukan oleh Hamba Tuhan

Ketikka kualiatas hidup yang sangat baik sudah mereka pertontonkan maka kuantitas mereka pun Tuhan tambahkan, Inilaah yang kurang dari kita di jaman ini? Dimana kita di jaman ini lebih cenderung
1.    Asyik sendiri dan berjalan sendiri-sendiri
2.    Meletakkan tugas pelayanan itu hanya kepada orang-orang yang ditentukan sementara kita jemaat tidak mempunyai sedikitpun tanggungjawab untuk terpanggil di dalm pelayanannya. Karena kita sudah merasa cukup dengan persembahan yang kita berikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar