Betapa besarnya nilai
uang kertas senilai Rp.100.000
apabila dibawa untuk disumbangkan; tetapi
betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan atau untuk dugem!
Betapa lamanya melayani Allah selama satu jam;
namun
betapa singkatnya kalau kita melihat film.
Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika
berdoa (spontan); namun
betapa mudahnya kalau
mengobrol
atau bergosip dengan teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.
Betapa sering kita lupa atau bahkan
malas untuk
berdoa/sembahyang: namun
kita akan dengan semangat membara kalo
mau ketemu
Pacar atau boss atau client kita
Betapa asyiknya apabila pertandingan olahraga
diperpanjang waktunya ekstra
namun kita mengeluh
ketika khotbah di tempat ibadah lebih lama sedikit
daripada biasa.
Betapa sulitnya untuk membaca satu ayat dari
Kitab Suci; namun
betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel
yang laris.
Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam
pertandingan atau konser; namun
lebih senang duduk
di bangku paling belakang di tempat ibadah.
Betapa sulitnya untuk menyesuaikan jadwal waktu
kita, 2 atau 3 minggu sebelumnya
untuk suatu acara keagamaan;namun
betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap
pada saat terakhir untuk event yang
menyenangkan seperti pesta, jalan2, nonton.
Betapa sulitnya untuk mempelajari suatu bab sederhana
dari kitab suci untuk di sharingkan dengan orang
lain;namun
betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi
gosip yang sama kepada orang lain itu.
Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang
dikatakan oleh Koran atau majalah; namun
betapa kita meragukan apa yang dikatakan
oleh Kitab Suci.
Betapa setiap orang ingin masuk sorga
seandainya tidak
perlu untuk percaya atau berpikir, atau mengatakan
apa-apa, atau berbuat apa-apa.
“marpasar adalah suatu pekerjaan yang dilarang Tuhan!”,
“parpasar itu adalah adalah
pemeras dan pembunuh berdarah dingin!”,
“parpasar itu dibenci oleh Tuhan!”
Demikianlah beberapa penggalan perkataan yang
sering diucapkan dan ditujukan kepada orang-orang yang pekerjaannya marpasar.
Pekerjaan marpasar itu dianggab
sebagai suatu pekerjaan yang hina yang seharusnya tidak dilakukan oleh
orang-orang Kristen. Namun dalam kenyataannya banyak jemaat gereja Kristen yang
hidup dari pekerjaan ini (khususnya jemaat –jemaat Kristen Batak di
Diaspora yaitu di berbagai tempat perantauannya,
baik di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan di pulau-pulau lainnya di Indonesia, menjadikan pekerjaan “marpasar” itu menjadi
pilihan mata pencaharian).
Bagi sebagian
“parpasar” sebutan-sebutan atau perkataan-perkataan yang bersifat cemoohan itu
dianggab sebagai angin lalu saja. Mereka tidak peduli dengan segala
fitnahan-fitnahan, dan cemohan-cemohan itu, karena dalam kenyataannya mereka
tidak mempunyai pilihan pekerjaan yang lain. Mereka tidak merasa terganggu dan
ambil pusing dengan penilaian-penilaian itu, karena mereka berpikir itu sebagai
suatu tanda kesirikan atau kecemburuan dari orang-orang yang mengucapkannya.
Demikian juga karena mereka berpikir
bahwa itu hanyalah suatu tanda kesombongan dari orang-orang yang
mengucapkannya, yang mengganggab diri mereka lebih benar dari orang lain.
Namun bagi sebagian
orang, penilaian-penilaian ini sangat mengganggu dan tidak enak untuk didengar.
Mereka merasa disudutkan dan dihakimi sebagai orang-orang yang salah mengambil
jalan hidup demikian juga dihakimi sebagai orang-orang yang berdosa dan tidak
benar karena memilih pekerjaan marpasar . Mereka bingung mencari pembenaran dan
kebenaran pekerjaan mereka sementara cap buruk terus ditujukan kepada mereka.
Orang-orang ini bergumul dengan pekerjaan yang sedang mereka tekuni karena
disatu sisi mereka dengan segala kekurangan pemahamannya menerima saja
kebenaran perkataan-perkataan itu, namun disisi lain mereka tidak tahu harus
berbuat apa. Mereka mau meninggalkan pekerjaan itu dan mencari pekerjaan yang
lain, namun mencari pekerjaan di jaman ini sangatlah sulit. Jangankan untuk
mencari pekerjaan, yang sudah bekerja saja banyak yang diberhentikan dan
kalaupun ada pekerjaan, pekerjaan itu sendiri belum tentu lebih baik dan lebih
bersih atau lebih benar dari pekerjaan mereka yang sedang mereka tekuni
sekarang. Perasaan yang tidak menentu ini akhirnya membuat banyak orang menjadi
lemah dan kurang bergairah bahkan ada
yang sampai stress.
Dalam dua keadaan
yang demikian ini peran gereja sangat dibutuhkan, bukan untuk menghakimi tapi
memberikan jalan keluar atau solusi bagi persoalan ini! Bukan untuk membenarkan
tindakan sekelompok orang disatu sisi ataupun kelompok yang lain disisi yang
lain. Inilah yang penulis lihat menjadi salah satu tugas gereja yang belum
selesai, meski masalah ini bukanlah masalah yang baru, namun sekurangnya perlu
penyegaran dan pendekatan yang baru. Dan gereja sebagai patron kebenaran harus
berada di depan membantu jemaat pelaku-pelaku pasar demikian juga jemaat-jemaat
diluar pelaku-pelaku pasar yang terus memberikan penilaian. Penulis melihat ini adalah sebuah tantangan
namun juga sebuah panggilan masa kini dan masa depan dimana hamba-hamba Tuhan
bisa memberikan terang baru pemahaman teologi terhadap aktivitas “marpasar”
tersebut.
Pengertian
“Marpasar”
Istilah “marpasar” sebenarnya adalah suatu istilah dalam bahasa
Batak yang berarti orang-orang yang bekerja di pasar. Dari dua kata yaitu kata
“mar” dan “pasar”. “Mar” adalah suatu awalan yang menunjukkan suatu pekerjaan
yaang aktif. Kata “mar” sendiri adalah perkembangan kata dari awalan “ma” yang
dalam bahasa Indonesia mempunyai arti yang sama dengan awalan “me’. Pasar
adalah adalah tempat terjadinya transaksi jual beli, tukar menukar dan tawar
menawar. Jadi marpasar itu berarti menunjukkan pekerjaan dari orang-orang yang
di pasar. Namun dalam perkembangannya, istilah marpasar ini mengalami
penyempitan makna. Hal ini disebabkan kecenderungan orang-orang Batak di
pasar-pasar umum maupun pasar-pasar tradisional di pulau jawa ini adalah
mayoritas meminjamkan uang maka kata marpasar itu dimaknai secara sempit yaitu
“berdagang uang” atau “meminjamkan uang” atau lebih tepat “membungakan uang”.
Arti kata marpasar
menjadi sama dengan “Rentenir” (suatu istilah bahasa Inggris yang telah
diadopsi menjadi bahasa Indonesia) yang berarti orang-orang yang mencari nafkahnya
dengan membungakan uang1)
Jadi, orang-orang
yang marpasar, yang meminjamkan uangnya dan membungakan itu adalah rentenir-rentenir
baru di jaman ini yang tampilannya lebih santun dan cara meminjamkan uang yang mungkin
lebih bersahabat, tanpa agunan. Yang bekerja atas dasar rasa saling mempercayai
dan kesepakatan antara yang satu dengan yang lain. Suatu jenis pekerjaan yang
sesungguhnya teknis kerjanya tidak begitu jauh berbeda dengan badan-badan hukum
lainnya yang memberikan pelayanan simpan pinjam uang seperti Koperasi atau
Badan Perkreditan Rakyat atau Bank. Perbedaannya terletak di statusnya dimana
Parpasar (Para Rentenir) ini adalah wiraswasta yang tidak berbadan hukum, yang
mengolah usahanya sendiri, dengan kebijakan dan peraturan sendiri. Sementara
Koperasi, BPR dan Bank adalah suatu institusi berbadan hukum yang peraturan dan
kebijakannya juga harus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dan
ketetapan-ketetapan pemerintah atau lembaga ekonomi lainnya.
Marpasar sebagai
Pilihan Hidup
Di tengah sulitnya
perekonomian bangsa dimana mencari pekerjaan semakin bertambah sulit sementara
pengangguran juga semakin bertambah besar, Marpasar adalah alternatif pekerjaan
yang sangat membantu mengurangi pengangguran. Marpasar menjadi lapangan
pekerjaan bagi orang-orang yang mempunyai sejumlah modal (kecil atau besar)
yang mau meminjamkan uangnya kepada orang lain demikian juga membuka peluang
bagi para peminjam uang untuk membuka usaha (bagi yang mau berusaha) atau
sekedar mengembangkan usahanya.
Mungkin pekerjaan
marpasar sering diidentikan dengan pekerjaan yang kurang baik dan terkadang
dibenci oleh segelintir orang namun nyatanya banyak hal positif juga yang telah
disumbangkannya. Dibandingkan koperasi
atau BPR atau bank, marpasar mempunyai kelebihan dan kekurangan (kelemahan)
antara lain:
Kelebihannya:
Proses peminjamannya lebih mudah, cepat
dan tidak perlu agunan (didasarkan rasa saling percaya). Bagi orang-orang
yang tidak mau repot dengan segala proses yang berbelit-belit, sementara
jumlah uang yang dipinjam pun tidak begitu besar, pilihan meminjam uang
kepada parpasar adalah langkah cepat yang sangat baik. Demikian juga bagi
orang-orang yang tidak mempunyai sesuatu barang yang berharga yang bisa
menjadi agunan sebagaimana yang selama ini dibutuhkan oleh Bank untuk bisa
meminjam uang, maka meminjam uang kepada para parpasar juga adalah pilihan
yang paling praktis. Mereka tidak perlu membuat agunan (surat-surat rumah,
tanah atau apapun) tidak juga harus membuat surat perjanjian yang
bermaterai. Saling mempercayai adalah modal yang paling utama.
Peminjam-peminjam baru biasanya
diperlakukan seperti seorang raja, dibujuk, dirayu dan diperlakukan dengan
sangat baik. Selanjutnya terserah masing-masing.
Jumlah besar dan kecilnya pinjaman
tidak dibatasi, tergantung kepada kemampuan pemberi pinjaman demikian juga
kemampuan (kebutuhan) peminjam.
Peminjam tidak perlu repot mendatangi
pemberi pinjaman untuk membayar cicilan pinjaman atau sekedar bunga
pinjaman, karena biasanya pemberi pinjamanlah yang mendatangi para peminjam
uang bahkan ke kios-kios atau ke
rumah-rumah mereka.
Kelemahannya:
Bunganya terlalu besar. Dalam
pengamatan langsung ke lapangan ataupun dari percakapan-percakapan
langsung dengan pemerhati atau langsung kepada para peminjam uang. Yang
menjadi keluhan utama dari sistim pinjaman uang ala Parpasar (rentenir)
ini adalah bunga pinjaman yang terlalu besar. Untuk saat ini, intervalnya
10 s/d 30 %. Sementara kalau pinjaman itu dari koperasi atau BPR atau dari
Bank, kisaran bunganya tidak lebih dari 10 atau 15 % bahkan ada yang hanya
3 sampai 4 %.
Penagih biasanya mulai bertindak
sewenang-wenang kepada nasabah ketika nasabah mulai sedikit telat untuk
membayar cicilan.
Karena tidak ada jaminan atau
agunannya, banyak juga nasabah yang akhirnya menghilangkan diri atau lari,
karena pinjamannya yang kemudian tidak sanggub dibayar.
Fenomena marpasar
yang cukup menguntungkan ini kemudian menjadi daya tarik juga bagi banyak orang
bukan lagi hanya bagi orang-orang Batak namun juga bagi orang-orang Sunda, dan
orang Jawa. Pengamatan penulis sendiri dibeberapa pasar di keresidenan
Pekalongan menemukan bahwa pelaku-pelaku “marpasar” itu juga sudah ditekuni
oleh ibu-ibu dari penduduk setempat. Dengan pakaian yang berjilbab dan dengan
logat Sunda atau Jawanya mereka menawarkan uangnya dan bersaing bunga lebih
rendah dengan para rentenir-rentenir lainnya. Fenomena yang cukup menguntungkan
ini juga membuat banyak koperasi mulai merubah metode mereka di dalam
pendekatannya terhadap nasabah, Apa yang mereka lakukan tidak jauh beda dengan yang
dilakukan oleh rentenir-rentenir swasta tadi. Mereka terjun langsung ke
pasar-pasar bahkan masuk ke
kampung-kampung menawarkan jasa peminjaman uang
dengan bunga tertentu dari pintu ke pintu.
Dari sisi baik
buruknya pekerjaan ini dianggab sebagai suatu pekerjaan yang “dilematis” dan
ini memungkinkan kita membuat penilaian yang berbeda-beda, namun realita dan
fakta telah menunjukkan fenomena meminjam dan meminjamkan uang dengan bunga ini berkembang di negeri kita.
Terjadi tidak hanya di tingkat pribadi lepas pribadi warganya, tapi juga
dikalangan pengusaha bahkan penguasa. Karakter
hidup dan berjaya diatas utang
telah menjadi salah satu karakter bangsa kita baik dari rakyat kecil
sampai ke tingkat kenegaraan. Banyak masyarkat bangsa ini yang sangat bangga
dengan apa yang ada padanya meskipun itu adalah karena mengkredit atau meminjam
uang. Bangsa kita ini juga bangga dengan segala pembangunannya meskipun utang
bangsa ini untuk membangun sarana dan prasarana bangsa ini terus bertambah banyak
Marpasar (Rentenir)
dipandang dari sisi Alkitabiah
Marpasar,
sebagaimana yang diterangkan diatas adalah realita hidup yang terjadi
ditengah-tengah masyarakat dimana gereja hadir juga diantaranya. Mau tidak mau
gereja diharapkan mampu memberikan pemahaman yang benar tentang fenomena ini
dan mampu memberikan pelayanan diantara mereka terlebih-lebih ditengah
banyaknya penilaian-penilaian yang
miring terhadap pelaku-pelakunya.
Pekerjaan marpasar
(berdagang uang atau meminjamkan uang dengan bunga) bukanlah sesuatu pekerjaan
yang aneh bagi bangsa Israel dan bangsa-bangsa di sekitarnya di jaman Perjanjian lama. Mengacu kepada
beberapa sumber-sumber informasi yang alkitabih termasuk di dalamnya ayat-ayat
kitab Perjanjian Lama, sedikit banyak kita bisa mengetahui bahwa orang-orang
Israel juga banyak yang mempraktekan
pekerjaan meminjamkan uang. Diantara mereka ada bahkan banyak yang
meminjamkan uangnya baik kepada bangsanya (sesama orang Israel) terlebih-lebih
kepada bangsa-bangsa kafir di jaman itu. Demikian juga dengan bangsa-bangsa
kafir di jaman itu (di dunia Timur Tengah Purba), pekerjaan marpasar adalah
pekerjaan yang banyak ditekuni. Bahkan dengan tingkat bunga yang cukup tinggi,
berkisar 30 – 50 %2). Sebaliknya di Israel
pinjaman agaknya dilakukan atas dasar kerelaan untuk menolong sesama saudara
–saudara yang malang.
Alkitab Perjanjian
Lama, dengan sangat jelas tidak melarang bangsa Israel untuk meminjamkan dan
membungakan uangnya kepada bangsa-bangsa kafir. Sebaliknya Alkitab mencatat
dengan sangat tegas melarang bangsa Israel
untuk mengambil keuntungan dari meminjamkan dan membungakan uangnya kepada
sesama saudaranya (bangsa Isarel) yang sedang ditimpa kemalangan atau
kemiskinan.
Imamat 25 : 36 – 45 mencatat bagaimana Tuhan melarang bangsa Israel untuk mengambil bunga
atau riba dari uang yang telah dipinjamkan kepada saudaranya seumat Allah yang
susah dan mengalami kemalangan dan penderitaan. Tuhan telah menganugerahkan
kepada bangsa itu tanah Kanaan menjadi tanah mereka dimana mereka bisa hidup bahagia
dan berkelimpahan. Oleh karena itu apabila ada diantara sesama saudara mereka
yang tidak bisa hidup karena segala kekurangan mereka maka sudah tanggung jawab
merekalah untuk membantu dia supaya bisa bangkit kembali. Dan salah satu
bantuan itu adalah dengan meminjamkan sejumlah uang tanpa harus memungut bunga
atau ribanya. Mereka tidak boleh berlaku seperti penagih utang bagi sesamanya
tersebut (Keluaran 22: 25).
Mazmur 15 : 5 juga mencatat bahwa bagi bangsa itu yang mau membantu sesamanya seumat
Allah yang lagi susah dan menderita, dengan meminjamkan uangnya tanpa memungut
riba atau bunganya maka ia tidak akan goyah selama-lamanya. Apa yang ada
padanya tidak akan pernah berkurang malah Tuhan akan semakin memberkatinya
sehingga ia bisa tetap kokoh di dalam kehidupannya juga ekonominya, Tuhan akan
memelihara hidupnya (Yehezkiel 18 : 13). Namun sebaliknya bagi bangsa itu yang
tetap memeras sesamanya dengan mengambil bunga dan riba dari uang yang
dipinjamkannya kepada sesamanya itu berarti melupakan Tuhan yang telah
memberkatinya. Oleh karena itu Tuhan sendirilah yang akan bertindak
menghancurkan hidup dan ekonominya. Tuhan akan membuatnya malu diantara
bangsa-bangsa karena ia dan anak-anaknya
akan dihamburkan di depan bangsa-bangsa (Yehezkiel 22 : 12-15). Keuntungan yang
didapat dari sesama saudara seumat Allah itu bagi Tuhan adalah keuntungan yang
haram.
Namun tidak
demikian, jika mereka mengambil keuntungan itu dari bangsa-bangsa kafir.
Perjanjian Lama tidak melarang bangsa itu untuk meminjamkan uangnya dan
mengambil bunga atau riba atas uang yang dipinjamkannya kepada bangsa-bangsa
kafir. Keuntungan yang didapat dari bunga uang
yang dipinjamkan kepada orang-orang kafir itu malah bisa menjadi berkat
kalau bunga uang itu bisa dikumpulkan untuk menolong orang-orang lainnya yang
membutuhkan belas kasihan. Kalau keuntungan itu bukan hanya untuk diri sendiri
tetapi juga bisa dipergunakan untuk menolong orang-orang yang sangat
membutuhkan (bnd. Amsal 28 :8).
Di dalam Perjanjian
Baru, kebiasaan untuk membungakan uang tidak begitu disorot dengan tajam dan
mendalam. Yesus hanya menyinggung sedikit tentang kehidupan masyarakat di jaman
itu yang juga masih menjadikan kebiasaan meminjamkan uang menjadi salah satu
memperoleh keuntungan yang besar (Matius 25: 14 – 30). Dengan
perumpamaan 3 orang hamba yang menerima talenta yang berbeda-beda dari tuannya
yang akan pergi jauh dimana dua hamba itu kemudian mengembangkan talenta itu
dengan menjalankan uangnya, itu berarti pada jaman itu, kebiasaan itu juga
masih ada. Dan dalam hal ini, Yesus tidak menghakimi cara mereka mengembangkan
uang itu sebagai suatu cara yang berdosa atau tidak. Yang pasti dari nas ini adalah bahwa Yesus mengapresiasi
usaha gigih dari hamba-hamba itu untuk mengembangkan sesuatu yang kecil yang
dipercayakan kepadanya untuk bisa menjadi lebih besar.
Refleksi Teologis
Dengan penjelasan
ringkas dari pandangan Alkitab tentang fenomena “marpasar” (meminjamkan uang
dengan bunga tertentu) diatas kita bisa menyimpulkan bahwa pekerjaan membungakan uang itu bukanlah suatu
pekerjaan yang penuh dengan dosa. Pekerjaan ini juga bisa menjadi pertolongan
dan berkat buat orang-orang yang sangat
membutuhkan meskipun kita juga tidak menutup mata kepada tindakan-tindakan yang
arogan dari beberapa orang rentenir kepada nasabahnya ketika mereka menagih
bunga atau pinjaman yang mereka pinjamkan. Oleh karena itu sebagaimana Yesus
yang tidak gampangan untuk memvonis dan menghakimi para rentenir (pelaku-pelaku
pembunga uang) di jaman itu demikianlah hendaknya diharapkan kehadiran
gereja dan orang-orang percaya untuk
tidak mudah menghakimi sesamanya karena Tuhanlah yang akan menghakimi kita.
Adalah jauh lebih bijaksana kalau kita, apakah kita para rentenir (parpasar)
atau mungkin nasabah peminjam uang atau bahkan hamba Tuhan yang mempunyai
kepedulian di dalam hal ini untuk bisa hadir sebagai sesama yang saling
menolong. Para nasabah yang meminjam uang bisa bangkit dan tertolong dari
keterpurukan, bisa memakai uang pinjamannya untuk modal usaha atau untuk
pengembangan usahanya demikian juga para rentenir bisa semakin lebih baik
karena ia juga bisa mendapatkan keuntungan dari menolong orang.
Demikian juga kita
perlu mendahulukan menolong sesama umat Allah (sesama pengikut-pengikut
Kristus) yang sangat membutuhkan tanpa
harus kita mencari keuntungan darinya. Tidaklah salah kalau kita memperlakukan
sesama saudara Kristiani lebih khusus dan berbeda dibandingkan dengan
masyarakat secara umum. Firman Tuhan mengajak kita untuk tidak mengambil bunga
atau riba dari pinjaman uang yang dipinjam oleh sesama kita, karena Tuhanlah
yang akan membalaskannya kepada kita. Namun bagi saudara-saudara kita yang
berada di luar Kristus, mengharapkan bunga dari uang yang dipinjamkan adalah
hal yang sah-sah saja namun itupun perlu
diperhatikan kepeduliaannya dan motivasi awalnya yaitu membantu mereka.
Kehadirian kita diantara mereka adalah bagian dari misi menyatakan siapa Tuhan
kita bagi mereka. Kehadiran kita yang sewenang-wenang dan arogan akan membuat
mereka mengenal Allah kita sebagai Allah yang arogan dan sewenang-wenang.
Sebaliknya, kehadiran kita yang memberikan kesan baik sopan dan santun, bagi m
ereka akan membantu mereka juga mengenal karakter Allah yang baik
Pelayanan
Pendampingan Gereja terhadap Parpasar
Berdasarkan uraian-uraian
diatas, gereja tidak boleh menutup dirinya dari pelayanananya kepada berbagai
bidang kerja jemaatnya, demikian juga kepada jemaat marpasar. Apakah yang bisa
gereja lakukan untuk mendampingi para parpasar:
1.Gereja seharusnya tidak
ikut-ikutan memvonis pekerjaan marpasar itu sebagai suatu dosa, melainkan berusaha
menerangkan bagaimana marpasar yang benar menurut Alkitab, marpasar yang penuh
kasih atau marpasar ala kristen
2.Gereja harus berusaha membantu membuka
mata jemaat untuk melihat alternatif pekerjaan lain yang lebih bisa diterima
oleh umum, mengusulkan kepada jemaat untuk mencoba usaha-usaha lain sebagai
sampingan untuk sumber penghasilan, agar jemaat –jemaat Kristen yang marpasar
itu tidak lagi hanya menggantungkan
sumber kehidupannya dan penghasilannya dari marpasar.
3.Mensosialisaikan pemahaman yang
benar dan alkitabiah, bagaimana
sebenarnya cara meminjamkan uang, kepada
siapa kita boleh mencari keuntungan dari uang yang kita pinjaman, seberapa besar sesungguhnya bunga yang perlu kita sepakati dengan para
peminjam.
4.Gereja sebaiknya mulai
mempropagandakan kepada jemaatnya untuk mulai memperhatikan hidup
kebersamaannya dengan warga setempatnya. Sehingga para warga jemaat kita itu
tidak dianggab asing oleh masyarakat sekitarnya
5.Gereja dengan pemahaman teologinya
sebaiknya mampu memberikan pemahaman kepada jemaat untuk peduli dan perhatian
kepada nasabah-nasabah peminjam uang. Memberikan pemahaman kepada para rentenir
untuk memandang para nasabah itu itu sebagai partner usaha mengembangkan modal
kita, nasabah bukanlah sapi perah ,
untuk terus diperah,
6.dll
Demikianlah,
penulis melihat fenomena marpasar sebagai suatu fenomena yang perlu kita
perhatikan sebagai suatu fenomena yang akan terus terus berkembang dan membutuhkan pelayanan yang lebih
menyentuh para pelaku-pelakunya. Demikianlah juga penulis sebagai hamba Tuhan
yang hadir melayani ditengah-tengah jemaat yang demikian berharap
bisa semakin lebih baik lagi di dalam pelayanannya kedepan dengan studi lanjut
yang sedang diikutinya.
1)Rentenir berasal dari
kata dasar Rente yang berarti bunga uang/riba,
Departemen Pendidikan Nasional, KBBI, Ed. 3, Balai Pustaka,
Jakarta 2002, hlm. 949. bnd. Makna Riba
yang juga berarti bunga Uang, Departemen Pendidikan nasional, KBBI, Ed.
3. Balai Pustaka, Jakarta,
2002, hlm. 955.
2)Marie Claire Barth &
B.A. Pareira, Tafsiran Alkitab :
Kitab Mazmur 1 – 72 , Pembimbing dan Tafsirannya, Cet. 3 BPK Gunung Mulia, Jakarta , 1999, hlm. 215.
Gereja
HKBP Pekalongan sebagai salah satu gereja anggota Badan Kerjasama Gereja-gereja
Kota Pekalongan (BKSG-KP), terletak di Jl. Perintis kemerdekaan (Belakang Kolam
Ronang Tirtasari – Pekalongan). PO.BOX.
72, Kode Pos 51114 – Pekalongan. No. Telepon Gereja : (0285) 432480, (0285) 427339. Berdiri
pada tahun 1978, adalah perkembangan dari sebuah persekutuan adat dan doa dari
beberapa orang Batak yang pertama di kota 227 laki-laki dan 228
perempuan. Mayoritas jemaat HKBP Pekalongan adalah pendatang dari Sumatera
Utara yang tinggal dan menetap mencari kerja di Pekalongan. Gereja HKBP Pekalongan
adalah bagian dari pelayanan HKBP Ressort Pekalongan Distrik XVIII
Jabartengdiy (Jawa Barat Jawa Tengah dan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Pekalongan. Sekarang
jumlah jemaatnya 100 KK dengan jumlah jiwa 455 orang (dewasa dan anak-anak) ,
dengan rincian:
2. Sejarah Singkat Berdirinya HKBP Pekalongan
Pada awalnya terjadi musibah kecelakaan
terhadap salah satu seorang suku Batak yang mengakibatkan kematian , di daerah
Bendan – Pekalongan. Pada saat itu
belum ada perkumpulan orang Tapanuli/Batak sehinga satu sama lain belum saling
mengenal. Maka pada saat itulah dirasa perlu untk membentuk suatu perkumpulan
Suku Batak. Sehingga diambil suatu keputusan setiap sebulan sekali diadakan
pertemuan arisan dimulai tahun 1977. di saat itulah dimulai merintis sensus
keluarga secara terperinci yaitu dengan cara membuat Questionari, dimana
masing-masing keluarga mengisi blangko, yang terdiri dari:
vNama Kepala Keluarga
vAlamat Tempat Tinggal
vPekerjaan
vAgama/Asal dari gereja mana
vJumlah Anggota Keluarga
Setelah
pendataan dilaksanakan sekaligus dapat mengetahui jumlah jemaat dan asal-usul
gereja sebelumnya dari gereja mana.
Sebagai hasil sensus pendataan pertama kali terkumpul resmi terdaftar sebanyak
10 kepala keluarga. Maka berangkatlah
Bapak S. Purba dengan beberapa orang rombongan ke Semarang untuk meminta pertimbangan dan
bimbingan serta saran-saran dari Bapak
Pendeta JP. Tambunan sebagai Pendeta Ressort Kertanegara di Semarang.
Tetapi saat
itu rombongan utusan itu tidak bertemu dengan
Pendeta JP. Tambunan, karena kebetulan beliau berada di Sumatera dalam rangka
menghadiri Sinode/Rapat Pendeta Godang.
Akhirnya Rombongan pulang dan meninggalkan pesan kepada salah seorang
majelis HKBP Kertanegara yaitu Bapak St. RB. Simanjuntak tentang maksud dan
tujuan kedatangan rombongan dari Pekalongan
untuk disampaikan kepada Bapak Pendeta JP. Tambunan. Selanjutnya
rombongan mengambil kesepakatan untuk segera mempersiapkan diri dalam rangka
pendirian gereja HKBP Pekalongan.
Pada bulan Maret 1978, rombongan berangkat
ke Semarang
untuk kedua kalinya menemui bapak Pdt. JP. Tambunan, ternyata beliau tidak ada di tempat karena berangkat ke Solo.
Sebulan berikutnya, untuk ketiga kalinya rombongan pergi ke Semarang dan
berhasil bertemu langsung dengan Bapak Pdt. JP. Tambunan sehingga maksud dan
tujuan rombongan dapat diutarakan secara langsung dan diterima dengan baik.
Bapak Pdt. JP. Tambunan menyarankan agar
segera mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan rencana
pembangunan gereja dan sekaligus untuk menentukan waktu dimana Bapak Pdt. JP.
Tambunan bisa mengadakan kebaktian dengan bahasa Batak di Pekalongan untuk yang pertama kalinya.
Rencana
ini dapat terlaksana pada tanggal 21 Mei
1978 jam 15.00 bertempat di Gereja Kristen Jawa
(GKJ – Pekalongan) jl. Melati No. 1 Pekalongan. Kebaktian ini dipimpin
langsung oleh Bapak Pdt. JP. Tambunan dengan membawa rombongan Koor Ama dari Gereja HKBP Kertanegara - Semarang. Selanjuntnya pada bulan Juni dan
Juli 1978 acara kebaltian dilaksanakan sebulan sekali, yang dipimpin oleh Bapak
Pdt. JP. Tambunan. Melihat waktu yang terlalu lama, sebulan sekali maka diambil
suatu kesepakatan sejak tanggal 06 Agustus 1978 acara kebaktian dilaksanakan
seminggu sekali dengan Bahasa batak/Tapanuli. Acara kebaktian selanjutnya
dilaksanakan di Aula Kantor Brimob Kalibanger – Pekalongan, sambil
merencanakan membeli sebidang tanah untuk tempat pembangunan Gedung Gereja.
Walaupun tempat Ibadah berpindah-pindah, namun semangat dari Panitia Persiapan
Pembangunan cukup tinggi sehingga tepat pada tanggal 14 Oktober 1978 saecara
resmi Gereja HKBP Pekalongan melaksanakan Peletakan Batu Pertama yang dihadiri
oleh Bapak Walikota Pekalongan (Drs. Soepomo) yang didampingi oleh Bapak Pdt.
JP. Tambunan.
Setelah
lima bulan berikutnya jumlah jemaat bertambah menjadi 122 jiwa yang resmi
terdaftar di buku Register HKBP Pekalongan termasuk pemuda dan pemudi yang ada
di wilayah Pekalongan. Mengingat HKBP Pekalongan bersatu dan saling mendukung,
maka panitia dapat membeli sebidang tanah seluas 600 meter persegi yang dipakai
sebagai tempat kebaktian saat ini,sesuai dengan sub thema pada saat itu "Dengan Semangat, kita membangun gereja Tuhan menjadi Jerusalem baru”. Demikianlah
uraian singkat sejarah berdirinya gereja HKBP Pekalongan. Walaupun banyak
rintangan yang dihadapi namun Tuhan merestui
sesuai dengan rencana dan
kehendaknya.
I. Ketika
Penciptaan (sebelum manusia jatuh ke dalam dosa)
Tuhan mengatakan bahwa makanan yang Tuhan sediakan bagi manusia adalah
makanan dari segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan dari segala pohon-pohonan
yang buahnya berbiji.
Kej. 1 : 29 Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala
tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang
buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
Kej. 3 : 18 Semak duri dan rumput
duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi
makananmu;
Kej. 3 : 19 Dengan berpeluh engkau
akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari
situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi
debu."
II. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa
Manusia mulai mengalami kesulitan di dalam mencari makanannya, dan makanan
manusia mulai berkembang, manusia mulai memakan daging-dagingan, misalnya Habil
yang mulai beternak domba, selain untuk dipersembahkan sebagai kurban kepada
Tuhan. hasil peternakannya juga digunakan untuk makanan sehari-hari.
Akan tetapi kebiasaan ini
dipandang Tuhan tidaklah baik untuk kehidupan manusia sehingga Tuhan membatasi
”makanan” manusia itu.
Kej. 9 : 3 Segala yang bergerak,
yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu
seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau.
Kej. 9 : 4 Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni
darahnya, janganlah kamu makan.
III.Manusia Pada jaman Air Bah
Menurut tradisi iman
kekristenan, disinilah sesungguhnya awal dimana secara resmi Allah menginjinkan
manusia untuk memakan’daging-dagingan”. Keinginan manusiadi jaman itu yang
sangat senang memakan daging dilihat Allah sebagai salah satu sumber berbagai
kejahatan dan kebringasan manusia. Allah mulai membatasi kembali makanan
manusia. Mulailah muncul istilah haram dan halal.
Kej. 7 : 2 Dari segala binatang yang tidak haram haruslah kauambil tujuh
pasang, jantan dan betinanya, tetapi dari binatang yang haram satu pasang,
jantan dan betinanya;
Kej. 7 : 8 Dari binatang yang
tidak haram dan yang haram, dari burung-burung dan dari segala yang merayap di
muka bumi,
Kej. 8 : 20 Lalu Nuh mendirikan
mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung
yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban
bakaran di atas mezbah itu.
Akan tetapi satu hal yang perlu kita ketahui di dalam hal ini, bahwa
tentang makanan (hewan-hewan) yang haram dan yang halal di dalam masa ini
belumlah tentu dengan apa yang tertulis di dalam kitab imamat. Karena pewahyuan
dan perintah Tuhan pada saat itu belumlah diberikan secara gamblang kepada Nuh.
Haram dan halal pada jaman ini masih berdasarkan ”ketentuan Nuh’
Di lain pihak, menurut para ahli,
sesungguhnya nas ini ditambahkan atau disisipkan kemudian oleh para imam-imam
Yahudi di jaman pembuangan untuk meneguhkan dan melegitimasi peraturan-perturan
Taurat Yahudi.
IV. Makanan Manusia di jaman Musa
Di jaman Musa makanan haram dan halal diaturkan sangat ketat. Banyak orang
Yahudi, Islam dan Kristen menyakini apa yangtertulis secara terperinci tentang
makanan haram dan halal yang terurai di dalam kitab Imamat adalah perintah
langsung dari Tuhan (Firman Tuhan), sehingga mau atau tidak mau harus dituruti.
Im. 11 : 4 Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari yang memamah biak
atau dari yang berkuku belah: unta, karena memang memamah biak, tetapi tidak
berkuku belah; haram itu bagimu.
(bnd. Ul 14 : 7 Tetapi inilah yang
tidak boleh kamu makan dari antara yang memamah biak atau dari antara yang
berbelah dan bersela kukunya: unta, kelinci hutan dan marmot, karena semuanya
itu memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram semuanya itu bagimu.)
Im. 11 : 5 Juga pelanduk, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku
belah; haram itu bagimu.
Im. 11 : 6 Juga kelinci, karena
memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah, haram itu bagimu.
Im.11 : 7 Demikian juga babi
hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak
memamah biak; haram itu bagimu.
(bnd. Ul. 14 : 8 Juga babi hutan,
karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu.
Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena
bangkainya).
Im. 11 : 8 Daging binatang-binatang
itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya
itu bagimu.
Im. 11 : 26 yakni segala binatang
yang berkuku belah, tetapi tidak bersela panjang, dan yang tidak memamah biak;
haram semuanya itu bagimu dan setiap orang yang kena kepadanya, menjadi najis.
Im. 11 : 27 Demikian juga segala yang
berjalan dengan telapak kakinya di antara segala binatang yang berjalan dengan
keempat kakinya, semuanya itu haram bagimu; setiap orang yang kena kepada
bangkainya, menjadi najis sampai matahari terbenam.
Im. 11 : 28 Dan siapa yang membawa
bangkainya, haruslah mencuci pakaiannya dan ia menjadi najis sampai matahari
terbenam. Haram semuanya itu bagimu.
Im. 11 : 29 Inilah yang haram bagimu di antara segala
binatang yang merayap dan berkeriapan di atas bumi: tikus buta, tikus, dan
katak menurut jenisnya
Im. 11 : 31 Itulah semuanya yang haram bagimu di antara
segala binatang yang mengeriap. Setiap orang yang kena kepada binatang-binatang
itu sesudah binatang-binatang itu mati, menjadi najis sampai matahari terbenam.
(bnd. Ul. 14 : 9 Inilah
yang boleh kamu makan dari segala yang hidup di dalam air; segala yang bersirip
dan bersisik boleh kamu makan, Ul. 14 : 10 tetapi segala yang tidak bersirip
atau bersisik janganlah kamu makan; haram semuanya itu bagimu.)
Im. 20 : 25 Kamu harus membedakan binatang yang tidak haram
dari yang haram, dan burung-burung yang haram dari yang tidak haram, supaya
kamu jangan membuat dirimu jijik oleh binatang berkaki empat dan burung-burung
dan oleh segala yang merayap di muka bumi, yang telah Kupisahkan supaya kamu
haramkan.
Bnd. Ul. 14:11 Setiap burung yang tidak haram boleh
kamu makan. Ul. 14 : 19 Juga segala binatang
mengeriap yang bersayap, itu pun haram bagimu, jangan dimakan. Ul. 14:20 Segala
burung yang tidak haram boleh kamu makan.
Akan tetapi para teolog kurang begitu setuju dan kurang menerima kalau
dikatakan bahwa peraturan tentang makanan haram dan halal itu datangnya dari
Tuhan secara langsung. Penelitian secara mendetail terhadap latar belakang
sosial, latar belakang sastra dan lain sebagainya membuktikan bahwa peran dari
kaum imam Yahudi sangatlah besar di dalam menentukan hukum-hukum Yahudi. Meski
mengambil nama Musa, seolah-olah Tuhan menyempaikan hukum-hukumnya itu secara
mendetail kepada Musa, lalau Musa menuliskannnya dan menyempaikannya kepada
kaun Israel. Akan tetapi para ahli-ahli teolog menemukan perbedaan sastra yang
sangat jelas antara tulisan-tulisan di jaman Musa dengan tulisan-tulisan di
jaman imam di masa pembuangan.
Umumnya para teolog setuju bahwa kitab imamat dan ulangan itu dituliskan
oleh para imam ketika mereka sedang meratapi keadaan mereka di pembuangan
Babel, dan mengenang masa-masa indah mereka di Yerusalem. Mereka teringat akan
kekhususan mereka sebagai umat Allah, yang menerima anugerah khsusus sebagai
bangsa pilihan Tuhan. Akan tetapi oleh karena segala perbuatan mereka yang
tidak lagi menghargai persekutuan mereka dengan Tuhan maka mereka dihukum Tuhan
dengan pembuangan. Ke dalam keadaan yang demikianlah mereka mulai menuliskan
kembali tradisi-tradisi lisan nenek moyang mereka, mulai dari penciptaan, air
bah, pemanggilan bapa-bapa leluhur, perjalanan dari Mesir ke Kanaan, tradisi
Sinai dan berbagai perturan peribadahan lainnya sampai ke soal makanan haram
dan halal. Semua dituliskan scr mendetail.
IV. Makanan Haram dan Halal
di jaman Tuhan Yesus
Yesus hidup di dalam tradisi
Yahudi yang sangat kuat, demikian juga soal makanan haram dan halal. Sebagai
seorang Yahudi sejati, Ia begitu taat akan tradisi ini. Akan tetapi ketika
pemanggilanNya sebagai Mesias dimulai, Yesus mulai berpandangan lain tentang
berbagai tradisi keras oran Yahudi tersebut, Yesus mulai memahami apa yang
sedang dihidupi oleh orang-orang Yahudi adalah kemunafikan belaka. Yesus
melihat ketaatan yang ”memuakkan” dari ketaatan orang Israel terhadap
hukum-hukum yahudi. Karena Yesus melihat bahwa hukum-hukum dan aturan-aturan Yahudi itu tidak begitu
menghidupkan sesamanya malah ”mematikan” kehidupan itu sendiri.
Sehingga Yesus mulai mengkritisi
berbagai ”hukum-hukum Yahudi” bukan berarti menghancurkannya melainkan
memberikan makna yang lebih benar. Manusia tidak diciptakan untuk hukum-hukum
akan tetapu hukum-hukum untuk kehidupan manusia. Dengan kata lain. Kehidupan
manusia jauh lebih utama.
Yesus memulihkan kembali cara
pandang manusia terhadap ciptaan dan makanan, meski tidak secara gamblang Ia mematahkan
hukum haram dan halal akan tetapi Ia dengan jelas mengatakan bahwa haram dan
halal tergantung motivasi hati manusianya:
Mat. 15:7 Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya
tentang kamu:
Mat. 15:8 Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh
dari pada-Ku.
Mat. 15:9 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka
ajarkan ialah perintah manusia."
Mat. 15:10 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata
kepada mereka:
Mat. 15:11 "Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang
menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan
orang."
Mat. 15:12 Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya
kepada-Nya: "Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu
sandungan bagi orang-orang Farisi?"
Mat. 15:13 Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku
yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.
Mat. 15:14 Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang
menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh
ke dalam lobang."
Mat. 15:15 Lalu Petrus berkata kepada-Nya:
"Jelaskanlah perumpamaan itu kepada kami."
Mat. 15:16 Jawab Yesus: "Kamu pun masih belum dapat
memahaminya?
Mat. 15:17 Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut
turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban?
Mat. 15:18 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang
menajiskan orang.
Mat. 15:19 Karena dari hati timbul
segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah
palsu dan hujat.
V. Makanan Haram dan Halal di Jaman Setelah Tuhan Yesus (jaman
Rasul-rasul)
Di jaman Rasul-rasul tentang
makanan yang haram dan yang halal semakin berkembang. Rasul-rasul Yahudi masih
hidup mengikuti tradisi Yahudi tentang makanan haram dan halal. Akan tetapi
Petrus dan beberapa rasul yang keluar melayani juga bagi orang-orang non Yahudi
khusunya Paulus, tidak lagi terjebak dengan peraturan orang-orang Yahudi
tentang haram dan halal. Ketika Tuhan membuka penginjilan kepada bangsa-bangsa
kafir maka terbuka jugalah peraturan-peraturan tentang haram dan halal.
Berangkat dari firman Tuhan kepada Petrus ketika Tuhan hendak menyuruh Dia
memberitakan Injil kepada Kornelius (seorang kafir) maka Rasul-rasul dan
bapak-bapak gereja serta teolog-teologi kristen menyakini Tuhan telah kembali
memulihkan hubungan manusia juga dengan ”makanannya” menjadi sepeerti mas
penciptaan : semuanya baik kalau diterima dengan ucapan syukur”.
Kis. 10:9 Keesokan harinya ketika
ketiga orang itu berada dalam perjalanan dan sudah dekat kota Yope, kira-kira
pukul dua belas tengah hari, naiklah Petrus ke atas rumah untuk berdoa.
Kis.10:10 Ia merasa lapar dan ingin
makan, tetapi sementara makanan disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa
ilahi.
Kis.10:11 Tampak olehnya langit
terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada
keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah.
Kis.10:12 Di dalamnya terdapat
pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung.
Kis. 10:13 Kedengaranlah olehnya
suatu suara yang berkata: "Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!"
Kis.10:14 Tetapi Petrus menjawab:
"Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan
yang tidak tahir."
Kis.10:15 Kedengaran pula untuk
kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: "Apa yang dinyatakan halal
oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram."
Kis.10:16 Hal ini terjadi sampai
tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit.
(Bnd. Kis 11 : 1 – 10).
Akan tetapi, satu hal yang perlu
kita perhatikan, meskipun tidak ada lagi makanan yang haram dan yang halal bagi
kita. Karena semuanya sudah dapat kita nikmati dalan ucapan syukur kepada
Tuhan, kita juga haruslah menjaga pola makanan kita karena ada hal yang menjadikan
makanan kita itu juga menjadi haram:
1. Jangalah kita menjadi hamba makanan. Makanlah apa yang baik dan
berguna, jangan makan apa yang tidak baik dan mengakibatkan penyakit
I Kor.6 :12 Segala sesuatu halal
bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku
tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.
2. Makanan
kita hendaknya janganlah menjadi batu sandungan bagi orang lain. Makanlah
ditempat yang benar dan disituasi yang benar. Jangan dengan disengaja mencari
persoalan dengan orang lain.
Roma 14:15 Sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang
engkau makan, maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Janganlah
engkau membinasakan saudaramu oleh karena makananmu, karena Kristus telah mati
untuk dia.
3. Nikmatilah
makananmu dengan ucapan syukur (berdoalah dan mengucap syukurlah sebelum
makan) jangan dengan kerakusan dan tergesa-gesa.
I
Tim. 4 :4 Karena semua yang
diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima
dengan ucapan syukur,
4. Jagalah hatimu, supaya hati dan mulutmu bersih
dari segala iri, dengki, kebencian dan hal-hal yang jahat. Sehingga apapun yang
kamu makan adalah baik.
Matius 15:11 "Dengar
dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan
yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang."
Matius 15:17 Tidak tahukah
kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu
dibuang di jamban?
Matius 15:18 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari
hati dan itulah yang menajiskan orang.
Matius 15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat,
pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
5. Makanlah
untuk kemuliaan Tuhan, janganlah makan
hanya untuk memuaskan rasa lapar atau untuk kepentingan tubuh, tapi makanlah
dengan spoan dan teratur untuk kemuliaan Tuhan.
I Kor. 10:31 Aku menjawab: Jika
engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang
lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
[i]Bahan Pengajaran terhadap jemaat, Mei 2009 oleh Pdt.
Bernard H. Pasaribu, STh
Semua agama dan kepercayaan di dunia ini mengakui akan keberadaan Allah,
meskipun cara mengartikan siapa Allah itu berbeda-beda.
Ada yang percaya kepada banyak Allah (politeisme), alam semesta/ benda
adalah satu-satunya Allah (materialisme), semua bisa menjadi Allah (panteisme)
dan juga ada pandangan yang menyatakan bahwa Allah setelah menciptakan alam
semesta ini pergi meninggalkan alam semesta ini bergerak sendiri/ Allah sangat
jauh dari manusia (deisme).
KEESAAN DAN KETRITUNGGALAN ALLAH
Alkitab tidak mengajarkan tentang tiga Allah. Tudingan orang-orang dari
agama Islam khususnya yang menyatakan bahwa orang Kristen percaya tiga Allah
tidaklah benar. Kita percaya kepada satu Allah (Ulangan 6:4; 4:35; 32:19;
Yesaya 45:14; Keluaran 20:3).
Ulangan 4:35 Engkau
diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa TUHANlah Allah, tidak ada yang lain
kecuali Dia
Ulangan 6:4 Dengarlah,
hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa.
Yesaya 45:14 ................
mereka akan sujud kepadamu dan akan membujuk engkau, katanya: Hanya di
tengah-tengahmu ada Allah, dan tidak ada yang lain; di samping Dia tidak ada
Allah!
Keluaran 20:2-3 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang
membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada
padamu allah lain di hadapan-Ku
Dalam Perjanjian Lama kita dapat menemukan ayat-ayat yang memberi
pengertian bahwa Allah yang kita percaya itu bersifat jamak (Kejadian 3:22;
11:7; Yesaya 6:8). Jamak yang dimaksud adalah bahwa Allah itu terdiri dari
pribadi-pribadi (pribadi artinya keberadaan yang p
Kejadian 3:22 Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya
manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik
dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan
mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup
untuk selama-lamanya."
Kejadian 11:7 Baiklah
Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak
mengerti lagi bahasa masing-masing.
Seperti Perjanjian Lama, Perjanjian Baru juga menekankan bahwa hanya ada
satu Allah yang benar (1 Korintus 8:4-6; Efesus 4:3-6; Yakobus 2:19).
1 Korintus 8:4 – 6 Tentang hal makan daging persembahan berhala
kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada
Allah yang esa."(5) Sebab sungguhpun ada apa yang disebut
"allah", baik di sorga, maupun di bumi -- dan memang benar ada banyak
"allah" dan banyak "tuhan" yang demikian (6) namun bagi kita hanya ada satu Allah saja,
yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita
hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu
telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
Efesus 4:3 – 6 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh
ikatan damai sejahtera: (4:4) satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah
dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, (4:5) satu
Tuhan, satu iman, satu baptisan, (4:6) satu Allah dan Bapa dari semua, Allah
yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.
Yakobus 2:19 Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah
saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka
gemetar.
Allah yang satu dan benar itu menyatakan diri dalam tiga pribadi sebagai
Bapa, Anak/ Yesus Kristus dan Roh Kudus. Bapa adalah Allah (Yohanes 6:27; 1 Petrus 1:2),
Yohanes 6:27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan
dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang
kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan
oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.
1 Petrus 1:2 yaitu
orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang
dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan
darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu
Yesus Kristus adalah
Allah (Kolose 1:17; Yohanes 1:3; Matius 28:18-20),
Kolose 1:13 – 22 Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan
dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; ( 1:14) di dalam Dia kita memiliki penebusan kita,
yaitu pengampunan dosa. (1:15) Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan,
yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, ( 1:16) karena di dalam Dialah telah diciptakan segala
sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak
kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa;
segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. (1:17) Ia ada terlebih dahulu
dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.(1:18) Ialah kepala
tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang
mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. (1:19) Karena seluruh
kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, (1:20) dan oleh Dialah Ia
memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun
yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus. (1:21)
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati
dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, (1:22) sekarang
diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk
menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya
Yohanes 1:1-5 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (1:2) Ia pada mulanya
bersama-sama dengan Allah. (1:3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa
Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.(1:4)
Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.(1:5) Terang itu
bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Yohnes 1:9 – 14
Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke
dalam dunia.(1:10) Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya,
tetapi dunia tidak mengenal-Nya.(1:11) Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya,
tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.(1:14) Firman itu telah
menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,
yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh
kasih karunia dan kebenaran.
Matius 28:18 - 20 Yesus
mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga
dan di bumi. (28:19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (28:20) dan ajarlah
mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Roh Kudus adalah Allah
(Kisah para Rasul 5:3-4; 1 Korintus 2:10; 6:19).
Kisah Para Rasul 5:3 – 5 Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa
hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian
dari hasil penjualan tanah itu? (5:4) Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu
tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam
kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan
mendustai manusia, tetapi mendustai Allah." (5:5) Ketika mendengar
perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan
semua orang yang mendengar hal itu.
1 Korinyus 2:10 Karena
kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala
sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.
1 Korintus 6:19 Atau
tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam
kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik
kamu sendiri?
Ketritunggalan dari Allah
dinyatakan dalam Matius 28:19; 3:16-17 dan 2 Korintus 13:14.
Matius 28:19 Karena itu
pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa
dan Anak dan Roh Kudus
Matius 3:16 – 17 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air
dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung
merpati turun ke atas-Nya, ( 3:17) lalu terdengarlah suara dari sorga yang
mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.
2 Korintus 13:13 Kasih
karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus
menyertai kamu sekalian
Pikiran manusia yang sangat terbatas akan sulit
untuk menjelaskan arti dari keesaan dan ketritunggalan Allah. Ada yang menjelaskan bahwa Allah itu satu dan sama dalam
hakikatNya tetapi berbeda dalam pribadiNya. Gambaran yang bisa diberikan untuk
menjelaskan tentang tritunggal adalah air, dimana jika suhu berubah, air dapat
menjadi padat (es), uap dan cair. Semuanya air, meskipun berlainan sebagai es,
uap dan cair.
Doktrin
Trinitas ditolak/diabaikan:
Terkesan sebagai
permainan matematik yang membosankan dan tidak logis (JAT Robinson)
Konsep keilahian
dan kemanusiaan Kristus tidak rasional, maka Trinitas juga tidak rasional
(Pencerahan)
Biblisisme:
istilah ‘Trinitas’ tidak terdapat dalam Alkitab
Allah tidak
mungkin dijelaskan secara objektif (Kant)
Konteks
multikultural: tidak mendukung upaya mencari pijakan bersama dengan monotheisme
radikal
Kebangkitan kembali minat terhadap TRINITAS
Reaksi terhadap kecenderungan terlalu mudah mengakomodasi
Injil pada pemikiran-pemikiran modern
Reaksi terhadap implikasi negatif monotheisme radikal
Konsep Trinitas
Agustinus tidak dipertahankan lagi
Trinitas dipahami
lebih sebagai ‘the living focus of life and thought ketimbang sekadar dogma’
ALASAN-ALASAN
PENTINGNYA DOKTRIN TRINITAS:
Konsistensi
dengan gereja mula-mula
Jawaban/kontribusi
Kristen terhadap masalah-masalah otoritarianisme (monotheisme radikal),
relativisme (atheisme, polytheisme, postmodernisme).
Kontekstualisasi:
Trinitas lebih ‘make sense’ bagi masy.Timur, yang pada dasarnya berbudaya
triunisme.
Kristologi maupun
Pneumatologi di luar konteks Trinitas akan berat sebelah.
Syahadat Orang Kristen :
Pengakuan Iman
Dalam
bahasa Indonesia :
Aku
Percaya Kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa,khalik langit dan bumi
Aku
Percaya kepada Yesus Kristus, Anaknya yang tunggal Tuhan kita. Yang dikandung
daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria, yang menderita sengsara di
bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, yang turun
ke dalam kerajaan Maut. Pada hari yang
ketiga bangkit pula dari antara orang mati , naik ke sorga, duduk di sebelah
kanan Allah, Bapak yang Maha Kuasa.
Dari sana akan dating kelak, untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Aku
percaya kepada Roh Kudus, dan adanya satu gereja yang kudus ; persekutuan orang
kudus; Pengampunan dosa; Kebangkitan daging ; dan Hidup yang Kekal.
Dalam
Bahasa Batak :
Ahu
porsea di Debata Jahowa, I do Ama, Pargogo na so hatudosan na tumompa langit
dohot tano.
Ahu
porsea di Jesus Kristus, Anak ni Debata Jahowa, na sasada i; i ma na tinubuon
ni si Maria na gabegebean sian Tondi Porbadia andorang so habubuhan; i do
Tuhanta, na tumaon na bernit di panguhuman ni si Latus; na mate tarpajal do
Ibana di hau pinarsilang , na tuat tu Banua Toru, dung ditano, na mulak mangolu
di ari patoluhon, na manaek tu surgo; laho hundul tu siamun ni Debata Jahowa,
AmaNa i, Pargogo na so hatudosan I, disi ma Ibana, paima mulak sogot tu tano on
manguhumi halak na mangolu dohot na
mate.
Ahu
porsea di Tondi Porbadia, jala adong sada huria nabadia, Huria Hatopan ni halak
Kristen angka na badia,dohot dihasesaan ni dosa, dohot di Hata i, na mandok :
mulak mangolu sogot daging ni halak naung mate, dohot dihangoluan na so ra
suda.
Dalam Bahasa Indonesia:
Pasal 1:
Aku
Percaya Kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa,khalik langit dan bumi
Maksudnya adalah:
Aku percaya, bahwa ada Allah yang menciptakan saya
dan segala makhluk. diperlengkapiNya saya dengan tubuh dan jiwa, mata, telinga
dan seluruh anggota tubuhku, pikiran dan segala perasaan. Dan hingga kini
dipeliharakanNya semua. Juga diberikan kepadaku pakaian, makanan setiap hari
dan segala sesuatu yang kubutuhkan dalam hidup. Hidupku dipelihara agar jangan binasa dan dilindungi dari bahaya.
Segala kebaikan Allah tersebut diberikan kepadaku bukanlah karena kebaikan
kelakuanku, atau oleh karena untung nasib hidupku, melainkan hanya anugerah
Tuhan dan kebaikanNya saja. Oleh sebab itu menjadi kewajibanku berterima kasih,
memuji, melayani serta menaati firmanNya. Demikianlah sesungguhnya.
Pasal 2:
Aku
Percaya kepada Yesus Kristus, Anaknya yang tunggal Tuhan kita. Yang dikandung
daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria, yang menderita sengsara di
bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, yang turun
ke dalam kerajaan Maut. Pada hari yang
ketiga bangkit pula dari antara orang mati , naik ke sorga, duduk di sebelah
kanan Allah, Bapak yang Maha Kuasa.
Dari sana akan dating kelak, untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Maksudnya adalah:
Aku percaya, bahwa Yesus adalah Allah yang sesungguhnya, yang
diperanakkan BapaNya dari kekekalan, dan juga Dia adalah manusia yang
sesungguhnya, yang lahir dari gadis perawan Maria. Dia adalah Tuhanku, yang
menebus dan yang menyelamatkan aku manusia yang sesat dan terkutuk, ditebusNya
dan dimenangkanNya aku dari segala dosa, dari kematian dan dari kuasa Iblis, bukanlah dengan emas
atau perak, melainkan dengan darahNya yang kudus dan mahal, dan dengan
penderitaan dan kematianNya yang tidak karena dosaNya. Supaya
aku menjadi milikNya dan dan hidup
menjadi warga kerajaanNya serta melayaniNya di dalam keadilan yang kekal, tidak
berdosa, penuh berkat, juga sama seperti Dia bangkit dari kematian, hidup dan
memerintah untuk selamalamanya. Demikianlah sesungguhnya.
Pasal 3:
Aku percaya kepada Roh Kudus, dan
adanya satu gereja yang kudus ; persekutuan orang kudus; Pengampunan dosa;
Kebangkitan daging ; dan Hidup yang Kekal.
Maksudnya adalah:
Aku percaya bahwa aku
tidak dapat dengan pikiran atau
kekuatanku sendiri mempercayai
Yesus Kristus, Tuhanku, atau dating kepadaNya, tetapi Roh Kudus telah
memanggil aku melalui Injil menerangi hatiku dengan pemberianNya, menguduskan
dan memelihara Aku di dalam kepercayaan
yang benar. Juga seperti Dia selalu
memanggil, mengumpulkan, menerangi dan menguduskan seluruh Gereja Kristen di
dunia dan memeliharanya melalui Yesus Kristus di dalam satu-satunya iman yang
benar itu, dan juga di dalam Gereja itu Dia setiap hari bermurah hati
mengampuni dosaku dan dosa seluruh orang percaya. Dan pada hari yang terakhir
Ia akan membangkitkan aku serta semua orang mati dan memberikan kepadaku serta
kepada semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus kehidupan yang kekal. Demikianlah sesungguhnya.