“Simon Petrus”[1]
Pengantar
Perjalanan hidup
Petrus merupakan suatu perjalanan hidup yang penuh dinamika yang menarik. Dari
seorang yg tdk terpelajar (Kis. 4 : 13), ia mjd pengajar byk org, bahkan kedua
suratnya hingga kini dibaca oleh orang-orang diseluruh pelosok dunia sbg suatu tulisan dgn ilham dr Roh Kudus yg
sarat dgn pengajaran yg penting. Dr seorang yang cepat bertutur kata tanpa pertimbangan yg matang. Ia telah
berubah mjd sosok pengkhotbah yg sgt diurapi shg khotbah pertama saja telah
mempertobatkan sbyk 3.000 org. dari
seorang nelayan yg bergelut dgn ikan setiap harinya, ia mjd seorang rasul
bahkan salah satu dari soko guru jemaat, seorang pemimpin yg terpandang
Siapakah Petrus? kitab-kitab
Injil, Kisah Para Rasul, Surat-suarat Paulus dan dan Surat yang ditulis Petrus sendiri memberikan keterangan yng cukup untuk
kita bisa memahami kebaradaan Petrus. Petrus pada awalnya adalah seorang yang
terampil sebagai nelayanyang berpengalaman, kemungkinannya ia adalah ketua dari
sekelompok nelayan, ia kurang lebih sebaya dengan Yesus , berasal dari Betsaida
di wilayah Galilea, dibagia timur danau Tiberias, anak dari keluarga nelayan.
Ayahnya bernama Yohanes , mempunyai saudara laki-laki bernama Andreas dan
mempunyai istri dan ibu mertua yang hidup bersama-sama dengan dia. Yesus pertama sekali melihat Dia di Betania, seberang sungai Yordan. Yesus
melihat dan memanggil Andreas dan Yohanes (murid-murid Yohanes Pembaptis), lalu
Andreass membawa Petrus kepada Yesus selama Paskah yahudi saat itu. Perjumpaan
Yesus dan Petrus kemudian terjadi di
Kapernaum (sebelah barat danau Tiberias). Ketika Petrus telah pindah tempat
tinggal di kapernaum. Dia dan saudaranya
Andreas sedang menangkap ikan. Yesus melihat mereka. Ia naik ke dalam
perahu mereka. Yesus mengajar orang banyak dari atas perahu itu. Kemudia ketika
selesai mengajar Yesus mengajak mereka untuk menangkap ikan - suatu yang tidak masuk akal untuk dilakukan
pada saat itu karena hari telah terang – waktu yang tidak tepat untuk menangkap
ikan. Apa yang terjadi, mereka menangkap ikan yang sangat banyak. Dan sejak
saat itulah Petrus meninggalkan segala sesuatunya dan mengikut Yesus (Lukas 5 :
11).
Nama asli Petrus adalah Simon, yg
merupakan perubahan dari nama Simeon,
suatu nama yg sgt umum bg kalangan Yahudi pd waktu itu. Simon artinya
“mendengarkan”.
Simon mendapatkan nama baru dari Tuhan Yesus, yaitu Petrus, ketika ia
dgn pertolongan Bapa menyatakan siapa
Yesus yg sebenarnya. Petros dlm bhs Yunani dan Kephas dlm bhs Aram , mempunyai arti yg sama, yaitu
“batu
karang” . Penggantian nama dari Simon mjd Petrus, seolah
menggambarkan perjalanan hidup Petrus yg
tadinya hanya “mendengarkan” tetapi kini
mjd “pelaku” bahkan mjd “batu karang fondasi “ yg kokoh.Perjumpaan Petrus dgn
Tuhan Yesus telah mengubah hidupnya.
Beberapa hal yang sangat penting yang perlu kita
ketahui dari kehidupan Petrus :
01.
Pendirian yang
tidak stabil,
Petrus
memang terkenal sbg murid yg reaktif (spontan). Tindakan-tindakan spontannya
itu terkadang menunjukkan dia sebagai seorang yg tdk konsekuen (seseorang yang cepat
beubah-ubah). Di satu sisi tindakan yg
cepat memberikan reaksi memang mempunyai sisi yang positif dan akan tetapi
disisi yang lain sikap yang demikian cenderung negatifnya
Sisi
positif adalah : tidak membuang-buang waktu
dan dgn sgra melakukan apa yg harus dilakukan.
Sisi
negatifnya adalah : jika kecepatan memberikan reaksi tersebut tidak diiringi
dgn kecepatan berpikir mk kita dpt mengalami hal-hal yg merugikan. Petrus
dikenal jg sbg org yg bukan saja cepat bereaksi namun jg cepat berubah dari sisi ekstrim yg satu ke
sisi ekstrim yang lain. Sifat ini sgt mungkin dipengaruhi oleh karakter
orang Galilea dimana Petrus
dibesarkan, yg umumnya bersifat independen, enerjik, ceplas-ceplos apa
adanya dan sgt transparan. Sgt mungkin jg , inilah yg membuat Yesus memberikan
nama baru kepadanya dari Simon atau Simeon
mjd Petrus atau Kefas, yg artinya batu Karang, agar karakternya berubah
semantap batu karang.
a.
Dalam Yohanes 13 : 4 – 9 kita bisa melihat bagaimana sikap reaktif
dan spontanitas petrus itu muncul di
dalam waktu yang begitu singkat Petrus bisa mengalami perubahan 180 %. Dia yang
awalnya tidak mau dibasuh kakinya dgn cepat minta dibasuh tangan dan kepalanya
sekaligus alias dimandikan. Satu perubahan yg drastis! Ia cepat mentakan bahwa
ia tidak mau dibasuh kakinya, namun cepat berbbalik minta dibasuh tangan dan
kepalanya.
b. Suatu ketika Yesus mengatakan bahwa iman
mereka semua akan tergoncang. Petrus dgn cepat menampiknya dan berkata “Biarpun mereka semua terguncang imannya
karena Engkau, aku sekali-kali tidak” Pterus capat sekali bereaksi tanpa
memikirkan peristiwa apa yg sebenarnya akan tjd shg Yesus berani memastikan
bahwa iman mereka semu akan terguncang. Kemudian Yesus berkata bahwa
Petrus bukan saja akan tergoncang
imannya, tp ia juga akan menyangkalnya. Petrus kembali bereaksi dgn cepat dan berkata, “sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal
engkau “ (Mat. 26 : 31 – 35).
c. Ketidakstabilan
emosi ini sangatlah bahaya karena bisa disusupi oleh si Iblis. Ini jg tjd pd Petrus. Baru saja beberapa menit yg
lalu ia dipakai Allah untuk menyatakan siapa Yesus yg sebenarnya dgn mengatakan
“Éngkau adalah Mesias, Anak Allah yg
hidup” (Mat. 16 : 16) kemudian
Petrus yg sama tidak lama kemudian “dipakai” oleh Iblis untuk memberikan
nasehat yang salah kepada Yesus, itu sebabnya Yesus menghardik Petrus dgn
keras, “enyahlah iblis, engkau satu
sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yg dipikirkan Allah,
melainkan apa yg dipikirkan manusia” (Mat.
16 : 23).
Dari
apa yg telah ditunjukkan dan dialami
oleh Petrus, kita melihat bahwa cepat berkata-kata, cepat berubah dari ektrim
kiri ke ekstrim kanan, sifatnya yg tdk mantap, dpt mendatangkan hal-hal yg
merugikan bahkan dpt “disusupi” oleh si jahat. Oleh karena itu, marilah kita
bijak di dalam bertutur kata dgn memikirkan terlebih dahulu.
02. Dari seorang
Pengusaha Menjadi Rasul (Markus 10 : 28 –
30 )
Kalaulah ada seorang murid Yesus yg mempertanyakan “kami ini telah meninggalkan sgl sesuatu
& mengikut Engkau; jd apakah yg akan kami peroleh?” itu adalah Petrus
(Mat. 19 : 27). Mungkin kita bertanya-tanya, apa sajakah yg telah ditinggalkan oleh Petrus?
Dinyakini Petrus
adalah seorang nelayan yg sukses sebelum ia mjd murid Yesus. Hanya org-org
mampu dan kayalah yg bisa melakukan perpindahan dari Betsaida (Yoh. 1 : 44) ke
Kapernaum (Mrk. 1 : 21, 29) bersama-sama dgn seluruh keluarganya. Pada jaman
itu, Kapernaum adalah pusat kota administrasi dari daerah Galilea, harga tanah
di kota ini sgt mahal. Rumah Petrus adalah rumah yg cukup besar, kemungkinan
sekali terdiri dari dua lantai, dan ini
hanya mungkin dimiliki oleh orang-orang
yg mampu. Di rumah yang besar itu, ia
tinggal bersama dengan istri dan mertuanya, juga adiknya, Andreas. Alkitab juga
mencatat, Yesus pernah tinggal dan bermalam disana bersama murid-murid yg lain (Mrk. 1 : 29, 36 ; 2 : 1 , 4) dinyakini jg bahwa rumah dimana empat org
pengusung membawa seorang yg lumpuh kpd Yesus, adalah rumah Petrus (Luk. 5 : 17
– 26).
Sekalipun Paulus pernah menyebutkan bahwa Petrus membawa
istrinya di dalam perjalanan pelayanannya (I Kor. 9 : 5) ttp sgt pasti bhw
seringkali istri dan keluarganya terpaksa ia tinggalkan ketika ia pergi
memberitakan Injil ke berbagai tempat. Demikian juga mata pencaharian dan
karirnya sebagai nelayan yg sukses, ia tinggalkan. Petrus tdk lg mempunyai byk
uang, utk membayar bea bait Allah saja, ia tidak ada. Sehingga Yesus harus menyuruhnya
memancing untuk mendapatkan ikan. Dan di mulut ikan tersebut ia akan menemukan uang
untuk membayar bea Bait mereka (Mat. 17 : 27).
Pada kesempatan yg lain, ia mengaku kepada seorang pengemis
yang buta bahwa ia tidak mempunyai apapun materi yang bisa diberikannya kepada
pengemis tsb. Tetapi Petrus memberikan apa yang ada padanya yaitu “kesembuhan
di dalam nama Yesus” (Kis. 3 : 6).
Sungguh luar biasa perjalanan hidup Petrus. Ia rela
meninggalkan segala-galanya demi Yesus
dan demi memberitakan Injil, agar banyak org yang terselamatkan. tentu saja
pengorbanannya bukanlah pengorbanan yg sia-sia karena Yesus telah berkata bahwa
setiap org yang meninggalkan sesuatu di dunia ini demi namaNya dan demi Injil,
akan menerimanya kembali 100 kali lipat pada masa ini dan juga pada masa yg
akan datang (Mrk 10 : 30).
03. Iman dan
Keberaniannya,
“Tuhan, apabila
Engkau itu, suruhlah aku datang kepadaMu berjalan diatas air”,
pernyataan dr Petrus ini merupakan bukti
dr iman serta keberanian yg teguh. Dari
semua murid-murid yg ada di dlm perahu
saat itu, hanya Petrus satu-satunya yg berani berkata demikian. Dlm pernyataan
Petrus ini terkandung kenyakinan iman
bahwa ia pasti sanggub berjalan diatas air, jika Yesus yg menyuruhnya. Ia sungguh percaya bahwa dgn Yesus ia dapat melakukan
perkara-perkara yg besar dan mustahil.
Iman Petrus dinyatakan melalui keberaniannya melangkah
keluar dari perahu dan berjalan diatas
air! Sungguh merupakan tindakan iman yg luar biasa. Sementara murid-murid yg
lain dlm keadaan takut. Petrus melangkah keluar
dgn iman dan ternyata ia bisa berjalan diatas air. Di seluruh Alkitab, kita tidak akan menemukan
orang lain yg berjalan diatas air , kecuali Yesus dan Petrus. Kita bisa
mengerti mengapa Yesus bisa berjalan diatas air; karena Dia adalah Tuhan, Dia
berkuasa atas alam semesta. Tetapi Petrus adalah manusia biasa seperti kita, ia
bukanlah Tuhan dan juga ia tidak punya ilmu meringankan tubuh. Kemampuan Petrus
berjalan diatas air disebabkan karena imannya yg bisa menghadirkan kuasa Allah.
Ia beriman dan berani bertindak sesuai dgn imannya.
Philips Brooks mendefinisikan iman di dalam bhs Inggris
“FAITH” dgn kalimat Forsaking
All, I Take Him” yg artinya : “ Lupakan
Semua , saya pegang Dia”. Mengaktifkan iman adalah dgn meninggalkan tempat kita
berdiri sekarang dan melompat ke tangan Yesus dgn kenyakinan yg penuh, bahwa ia
sanggub menangkap serta menggendong kita di tanganNya. Sama halnya ketika kita mencoba
berenang, sebelum berenang kita harus percaya bahwa kita bisa mengapung
di atas air. Begitu pula sebelum
melakukan tindakan, kita hrs menaruh
iman dan percaya kita kpd Yesus
bhw Dia sanggub melakukan apa yg mustahil menurut kita. Kenyakinan iman ini
penting, karena inilah yg akan mendorong kita utk berani melangkah serta melakukan sesuatu.
Memang di dlm kehidupan ini kebimbangan seringkali
menguasai kita. Tetapi saat “perahu” kita diombangambingkan gelombang. Yesus
selalu hadir dan berkata “tenanglah! Aku
ini, jangan takut”. Ia bahkan tdk
jarang menyuruh kita berjalan diatas air seperti Petrus. Masalahnya apakah kita
berani bertindak seperti Petrus, atau memilih seperti murid-murid lainnya yg
diliputi rasa takut dan terus berdiam diri di dlm perahu. Tuhan Yesus berkata
agar kita mempercayai Dia sepenuhnya, dan Petrus telah membuktikannya dgn
berjalan diatas air menemuiNya. Hanya
iman dan keberanian yg teguh yg akan menyanggubkan kita
04. Simon adalah
Petrus - Sang “ Batu Karang”
Yesus pernah memuji Petrus atas pengakuan yg ia berikan
ttg siapakah Dia ”Engkau adalah Mesias,
Anak Allah yg hidup” itulah pengakuan Petrus ktk Yesus bertanya kpdnya ttg siapakah diriNya.
Yesus mengatakan bahwa pengakuan Petrus
tersebut adalah ilham dari sorga (karunia dari Bapa) yg bukan merupakan
buah pikiran manusia. Atas dasar pengakuan Petrus inilah, Yesus memberikan
pernyataan penting ”....diatas batu karang ini, Aku akan mendirikan jemaatKU dan alam
maut tidak akan menguasainya”. Jemaat Tuhan atau gereja Tuhan akan
berdiri diatas pengakun bahwa Yesus
adalah Mesias. Yesus adalah Yang Diurapi, Yesus adalah Anak Allah yg hidup. Jemaat
dibangun berdasarkan fakta yg dinyatakan Allah mengenai Kristus yg jg diakui oleh Petrus. ( 1 Kor. 3 : 11 ; 1
Petrus 2 : 4)
Yesus berjanji kpd Petrus bahwa kepadanya akan diberikan
kunci Kerajaan Sorga. Kunci melambangkan kuasa untuk membuka . Kunci Kerajaan Sorga disini adalah kesempatan dan kuasa untuk
membawa org2 kpd Yesus. Petrus
menggenapi hal itu : pertama-tama :
dgn membuka pintu kekristena ktk tjd peristiwa pentakosta dimana 3.000 org bertobat pd khotbah pertamanya di harinya yg pertama
(Kis 2). Kedua, Petrus juga diutus ke tanah Samaria agar org2 disana menerima kepenuhan Roh Kudus
(Kis 8), ketiga, Petrus jg diutus ke rumah Kornelius untuk
membuka pintu keselamatan bg orang2 kafir (Kisa 10).
Diatas pengakuan yg didasarkan pd iman kpd Yesus, hidup
kita akan dibangun dan diperlengkapi dgn kuasa untuk membuka pintu Kerajaan
Sorga dan membawa jiwa-jiwa kpd Bapa.
05. Hamba yang pernah
gagal
Ada sebuah ungkapan dlm bhs Inggris yg berkata ”it’s
better to be a follower who fails, than
one who fails to follow” memang
benar, adalah lebih baik menjadi pengikut yang gagal
dari pada gagal mjd pengikut”.
”Pengikut yang gagal” dan ”gagal menjadi pengikut ”
adalah dua hal yg sangat berbeda. Pengikut yg gagal adalah org yg sdh
memutuskan untuk mjd pengikut atau murid akn ttp di dlm perjalanan hidupnya sbg
seorang murid, ia mengalami kegagalan. Sedangkan orang yang gagal mjd pengikut,
adalah org yg sama sekali tdk mjd pengikut atau murid. Ada orang yg berkata , ”lebih baik seperti aku yg sama sekali tdk
mjd pengikut Kristus, drpd org yg mjd pengikut Kristus ttp jatuh ke dalam dosa.” ini adalah pendapat yg salah, karena mjd
pengikut Kristus tdk scr otomatis
menjadikan kita orang-orang yg kebal akan dosa atau tidak bisa jatuh ke
dlm dosa. Para Pengikut Kristus adalah org2 yg sdg berusah mjd seperti Kristus,
ini artinya bahwa mereka belum sempurna dan bisa saja jatuh ke dalam dosa.
Petrus yg selalu ”bermulut besar” dgn mengucapkan
pernyataan-pernyataan yg luar biasa, suatu saat ketika situasi sgt
menekannya, ia akhirnya menyangkal
Yesus. Namun setelah menyangkal Yesus, Petrus menangis tersedu-sedu karena
penyesalan yg sangat mendalam. Ia teringat akan perkataan Yesus yg telah
menubuatkannya bahwa ia akan menyangkal Gurunya. Ia tidak bisa mempertahankan
kesetiaannya, meskipun hati kecilnya selalu bertekad utk setia kpd Yesus. Sejak
Yesus ditangkap , ia selalu mengikutiNya dr kejauhan, ttp malam itu hatinya
diliputi ketakutan yg luar biasa shg ia tidak berani mengaku bahwa ia adalah
salah satu murid Yesus.
Dua orang murid telah mengkhianati Yesus! Yang pertama, adalah Yudas, ia menjual Yesus dgn tiga puluh
keping perak. Kemudian menyusul lagi Petrus,
ia menyangkal Yesus dgn berkata bahwa ia sama sekali tdk mengenal Yesus.
Kedua orang ini sama-sama melakukan kesalahan besar, mereka berdua adalah pengkhianat. Ini benar, tetapi
tindakan mereka selanjutnya setelah melakukan kesalahan, itulah yg membedakan
jalan hidup dan masa depan mereka. Yudas memilih untuk membunuh diri, Petrus
memilih untuk memperbaiki hidupnya. Belakangan kita mengenal Petrus sbg org yg
begitu gigih di dlm melayani Tuhan dan jemaatNya. Orang bijak berkata : ”tidaklah penting berapakali seseorang itu
jatuh, yg penting adalah berapa kali ia
bangkit”
Kegagalan yg pernah dilakukan Petrus sbg pengikut Yesus,
dan penyesalannya yg diwujudkan dlm btk pertobatan yg sungguh-sungguh kiranya
mjd pelajaran penting bg kita. Bahwa Yesus tdk pernah membuang kita krn
kegagalan kita. Yg penting bagi Dia adalah tekad kita utk kembali memperbaiki
jalan hidup kita.
06. Petrus adalah Hamba
yang diubahkan
Kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga yang kemudian
digantikan dengan turunnya Roh Kudus adalah titik perubahan yang paling radikal
di dalam diri dan hidup Petrus. Perubahan-perubahan yang paling nyata,
diantaranya:
a). Ia
menjadi orang yg setia berdoa. Pd waktu berita ttg kebangkitan Yesus sampai
ke telinganya, ia langsung berlari ke
kubur Yesus utk memastikan kebenaran berita tersebut. Meskipun ia pernah mengkhianati Yesus, tetapi
ia tahu bahwa ia masih punya kesempatan utk memperbaiki semuanya serta mendedikasikan
hidupnya sungguh-sungguh kpd Yesus. Petrus menyaksikan Yesus naik ke surga dan
ia semakin nyata yakin bhw Yesus adalah Tuhan yang berkuasa atas maut. Sejak
saat itu Petrus mjd pendoa yg setia, ia menggabungkan diri dgn murid-murid lain
serta perempuan2 saleh utk berdoa. Dlm beberapa pasal, kitab Kisah Para Rasul
menuliskan bagaimana Petrus secara teratur hadir di Bait Allah, berdoa serta
memberitakan Injil. Rupanya doa sudah menjadi gaya hidupnya, ia setia berdoa
dimana pun berada. Bahkan doa-doanya kadangkala disertai dgn penglihatan (Kis.
9 : 40; 10:9 – 10).
b). Penuh dengan Roh Kudus, dulu Petrus
menyangkal Yesus karena ia takut. Tetapi sesudah Pentakosta, Petrus yg
ragu-ragu kini berkhotbah dgn berani di hadapan tua-tua Yahudi, ahli-ahli Taurat
dan Imam Besar. Kuasa Roh Kudus membangkitkan keberanian di dlm diri Petrus shg
tanpa rasa takut ia menceritakan ttg Yesus dan keilahianNya serta memerintahkan
para pendengarnya untuk bertobat. Khotbahnya yang penuh dengan kuasa Roh Kudus
ini menobatkan 3.000 jiwa pada hari itu.
c). Melakukan Mujizat, Pengalaman Petrus
memang berbeda dgn rasul-rasul lainnya. Pelayanannya ditandaii dgn mujizat yg
semakin memasyurkan nama Yesus. Ia menyembuhkan org lumpuh yg meminta sedekah
kepadanya; bayangannya dapt mendatangkan kesembuhan bagi mereka yg kena
bayangan tersebut. Dan yg plg menajubkkan lg di dalam pelayanannya, Petrus
pernah membangkitkan org mati, yaitu seorang wanita yg bernama Dorkas. Kuasa Tuhan bekerja di dalam diri Petrus secara luar biasa.
Pengalaman Petrus ini merupakan bukti bhw Tuhan bisa mengubahkan, memulihkan serta memakai siapa
saja yg mau berubah dan percaya kepadaNya. Mungkin saya, anda atau kita sudah
berdosa, namun Tuhan bisa memakai kita lebih lagi jika kita bertobat
sungguh-sungguh.
Penutup
Akhirnya kita bersama-sama tahu
bahwa Petrus merupakan salah satu rasul yang sering masuk Penjara karena
kesetiaannya memberitakan Injil Kristus, namun berkali-kali juga ia dilepaskan
Tuhan dengan kuasa yang luarbiasa. Tradisi Kekristenan kemudian mencatat bahwa
di hari-hari tuanya, Petrus mengunjungi
Kota Roma dan memberitakan Injil Tuhan ditengah-tengah jemaat Roma. Di Roma
jugalah ia menghembuskan nafasnya yg terakhir. Ia mati dengan
kematian yang sangat mengerikan “ disalibkan dalam keadaan terbalik sesuai
dengan permintaannya sendiri, karena ia merasa tidak pantas mati seperti
kematian guruNya. Dia dimakamkan agak
jauh dari tempat penyalibannya disuatu tempat yg sekarang merupakan altar
pengakuan di Basilika Santo Petrus. Gereja kemudian menentukan tanggal 29 Juni sebagai hari peringatan terhadap
Rasul Petrus bersamaan dengan Hari Rasul Paulus.
Ada banyak Keteladanan yang bisa kita dapat petik dari
pengalaman Rasul Petrus :
Pertama, kita belajar dari spontanitasnya yg bertanggungjawab
Kedua, kita belajar dari semangatnya yang luar biasa
dalam mencintai dan mewartakan Yesus
Ketiga, kita belajar jujur dan rendah hati,
meski gagal karena tidak setia namun bertobat dan penuh semangat mewartakan
sang Juruslamat.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
[1]“Bahan
ini disampaikan ketika mengisi Acara di Radio Blessing Family FM Pekalongan, 13
Mei 2009, oleh Bapak Pdt. Bernard H. Pasaribu, STh.
Menarik
BalasHapus