Pada
umumnya teknik yang dipakai guru Sekolah Minggu untuk mengajar anak-anak
sekolah Minggu ialah dengan cara
bercerita. Tetapi cerita disekolah Minggu mempunyai makna yang jauh lebih dari
sekedar cerita dalam arti umum.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita ialah:
-
tuturan
yang membentangkan bagaimana terjadinya
sesuatu
-
omong-omong
kosong
-
dongeng
-
karangan
yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang, baik khayalan
maupun kenyataan
-
lakon
yang diwujudkan dalam film, sandiwara atau wayang
Di dalam pelayanan di Sekolah Minggu “bercerita” mempunyai konotasi
tersendiri
-
menyampaikan
firman /perkataan/ ajaran/ amanah Allah dalam bentuk cerita.
-
Khotbah
untuk anak-anak
-
Sama
sekali bukan dongeng
-
Kalau
peristiwa yang disampaikan, peristiwanya
memang fakta, kisah nyata bukan khayalan atau karangan
-
Sarana
untuk menyampaikan pesan/amanat/ajaran Firman Allah yang dapat mengubah
kehidupan manusia.
Semua anak senang mendengar
cerita, asal cerita itu
disampaikan dengan cara yang menarik, itu sebabnya diperlukan persiapan yang
matang, perlu materi pembelajaran yang sudah
disusun dengan baik, sehingga
ketika guru masuk kelas ia sudah tahu
dengan pasti apa yang akan disampaikannya
dan bagaimana ia akan menyampaikannya. Guru Sekolah Minggu harus
berusaha keras supaya anak-anak di kelasnya dapat mengingat Firman yang disampaikannya, terus
mengingat sapai dapat dilaksanakannya di dalam kehidupannya sehari-hari.
Pada suatu Minggu waktu para guru Sekolah
Minggu sedang berdiskusi di salah satu ruang kelas, ibu Netty bertanya, “Pak
Jimmy apakah Bapak datang di KKR hari
Ragu lalu? Jawabnya mantap, “tentu saja, hebat sekali pengkhotbah itu luar
biasa!” tanya ibu Netty lagi, “Dia khotbah tentang apa?” Pak Jimmy
mengaruk-garuk kepala, “Tentang apa ya?! Nanti saya tanya istri saya. Ma, apa yang dikhotbahkan Rabu lalu?” Ibu
Jimmy menjawab, “Iya, tentang apa ya, saya lupa...pokoknya dia penbicara hebat,
menarik,menyenangkan! “Pak Jimmy
berusaha mengingat, “Iya tapi apa
yang dibicarakan?” “Wah, lupa tuh!!” jawab istrinya.
Pernahkah
Anda mengalami hal yang serupa seperti dalam ilustrasi tadi, hadir tapi
tidak ingat apa yang dikatakan oleh si pembicara. Jika anak-anak di kelas Anda
tidak dapat mengingat apa yang anda
ajarkan, sudah lupa pada waktu anak tiba di rumah masing-masing, maka sudah waktunya anda
mengubah cara anda mengajar. Bagaimana
caranya supaya anda dapat membuat
cerita anda begitu hidup dan mengena sehingga anak-anak di kelas
anda tetap mengingat apa yang anda
ajarkan?
BEBERAPA UNSUR PENTING
YANG HARUS KITA PERHATIKAN PADA SAAT MENYAMPAIKAN CERITA:
1.
PENDAHULUAN / MENARIK PERHATIAN
Pendahuluan atau menarik perhatian ini sangat penting.
Disinilah ditentukan apakah anda akan
berhasil menarik perhatian dan minat anak – sehingga kelas menjadi hening, atau tidak - itu berarti kelas menjadi gaduh.
Pendahuluan ini harus dapat membangkitkan
rasa ingin tahu anak sejak awal cerita sehingga anak rela mendengarkan cerita yang akan Anda sampaikan.
v Pendahuluan
yang berhasil
a). Singkat dan hidup
b). Berkaitan dengan cerita
c). Kalimat pertama harus langsung menarik
d). Mulai dengan apa yang diketahui anak
e). Sesuai dengan usia anak
v Bagaimana cara menyampaikannya
a). Dengan
pertanyaan, langsung kekelas anda
b). Dengan
mengambil langsung salah satu bagian
pelajaran yang penting dan menarik
c). Dengan
ilustrasi singkat, objek lesson, cerita nyata yang relevan dengan kehidupan
anak.
d). Dengan
memberikan teka-teki atau kuis.
v Yang perlu dihindari
a). Jangan
membongkar dulu rahasia cerita
b). Jangan
menyebutkan judul cerita yang akan
disampaikan
c). Jangan
berteriak-teriak terhadap anak.
2.
BADAN CERITA atau RANGKAIAN PERISTIWA
Ini merupakan badan cerita yang terus berkembang, termasuk rincian dari
apa yang terjadi dan langkah-langkah yang diambil oleh para tokoh cerita.
v Bagaimana supaya dapat bercerita dengan baik
a). Baca bagian Alkitab yang
akan Anda ceritakan berulang-ulang, juga catatan materi pembelajaran yang sudah
anda susun
b). Perhatikan
daftar urutan peristiwa yang akan
anda sampaikan, biasanya 15 – 20 fakta sudah cukup
c). Berlatihlah cerita berdasarkan garis besar urutan
peristiwa, sehingga anda tidak berputar-putar. Supaya lancar paling
sedikit anda harus berlatih tiga kali.
d). Latihan suara /intonasi/ekspresi juga perlu.
v Bagaimana cara menyampaikannya
a). Dengan
penuh perasaan – biarkan cerita itu menjadi hidup melalui diri anda
b). Setiap kata yang anda pakai harus dapat
dimengerti anak, pergunakan kalimat
pendek dan jelas
c). Ingat
selalu tujuan cerita anda
d). Pribadi
Allah/Tuhan Jesus harus menjadi FOKUS
e). Dengan
gerekan tubuh yang tepat
f). Dengan suara yang jelas dan cukup keras untuk
dapat didengar semua anak yang ada di dalam kelas anda. Intonasinya pun harus
sesuai.
v Yang harus dihindari
a). Gerakan
tubuh yang tidak perlu/kebiasaan buruk anda
b). Menggunakan
istilah Kristen yang lazim tapi artinya tidak jelas
c). Bahasa yang
terlalu tinggi, yang memuaskan guru tapi tidak dimengerti anak.
3.
KLIMAX
Ini merupakan puncak cerita , saat inilah masalah atau
problema diselesaikan
v Bagaimana supaya klimax jadi menarik
a). Perhatikan garis besar yang anda buat, dan
beri tanda dimana anda akan membuat mjd
klimax
b).
Berlatilah bagaimana anda akan
mengungkapkannya
v Bagaimana cara menyampaikannya
a). Dengan
bersemangat – bawa cerita anda pada titik klimax
b). Dramatisir –
supaya emosi anak-anak di kelas anda terhanyut
dalam peristiwa yang anda sedang ceritakan.
c). Dengan penuh
kenyakinan – jangan biarkan klimax leat begitu saja tanpa makna, kalau perlu
ulang dan tekankan dengan tegas.
4.
PENUTUPAN/ KESIMPULAN
Akhirnya anda sudah sampai diakhir cerita.
Langkah-langkah yang diambil sudah lengkap. Ingat pada saat ini perhatian anak
sudah mulai mengendur.
v Bagaimana supaya penutup atau kesimpulan anda berhasil
a). Rencanakan
penutup secermat anda merencanakan pendahuluan
b). Kaitkan
penutup dengan pendahuluan
c). Kaitkan
juga dengan kehidupan anak-anak yang
sedang anda layani
d). Kalau perlu, beri tantangan supaya anak-anak mengambil keputusan yang penting bagi diri
mereka sendiri-sendiri
v Bagaimana cara menyampaikan
a). Buatlah
singkat – jangan bertele-tele
b). Nyatakan kesimpulan anda dengan jelas dan
tegas – jangan terus mengajar, sekarang saatnya mengakhiri cerita anda.
5.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Ø Berlatih sebelum menyampaikan cerita anda kepada anak-anak – berlatih dengan bersuara.
Jangan Cuma cerita dalam hati, kalau
perlu berlatih di depan cermin
Ø Suara anda harus cukup keras untu dapat didengan oleh semua anak yang ada
di dalam kelas anda.
Ø Jangan bicara terlalu cepat, ucapan
setiap kata harus jelas.
Ø Tatap mata anak- anak anda. Eye contact itu
sangat penting
Ø Cerita denga bersemangat
Ø Jalau anda menggunkan alat peraga, harus cukup
besar untuk dapat dilihat oleh semua anak
Ø Susun alat peraga anda dengan baik, jangan buang waktu
mencari-cari alat peraga yang
akan dipakainya .
Ø Bahasa yang digunakan harus dapat dimengerti oleh anak, jangan
menggunakan istilah teologi. Kalau mau menggunakan istilah yang surga, harus
dijelaskan sehingga semua mengerti.
Ø Diatas segalanya anda harus berdoa minta
Allah terus menolong anda mengembangkan kemampuan anda
bercerita demi kemuliaan namaNya dan keselamatan banyak anak.
Jadi mengetahui bahwa si pembicara itu seorang
yang hebat, yang mempunyai kepribadian yang menakjubkannya, tidak dapat memecahkan masalah bagaimana membuat orang
mengingat apa yang dikatakannya. Jadi yang perlu bukan apa yang dikatakan saja melainkan bagaimana anda mengatakannya. Tehnik yang baik, sedikit didramatisir, pembahawaan
yang bersemangat, kontak mata, dan tentu saja
topik yang relevan bagi anak akan menolong anak untuk dapat mengingat apa yang dikatakan sang
Guru. Marilah kita bertekad bulat untuk
dapat berbuat sebaik-baiknya dan
memasukkan ke dalam cerita kita segala
hal yang dapat mendatangkan
perubahan didalam kehidupan anak didik
kita secara pribadi! To God be the gkory.
* Materi
Dalam Pembinaan Guru-Guru Sekolah Minggu HKBP Ressort Pekalongan, 2010,
By:
Pdt. Bernard H. Pasaribu, M.Min.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar