Makna Hidup

Hidup tidak hanya untuk menerima pemberian dari yang telah Tuhan sediakan,

tapi kita hidup juga perlu untuk menjaga apa yang telah Tuhan berikan, mengembangkannya dan berbagai dengan sesama

Rabu, 10 Maret 2010

Materi Pembinaan GSM : "Teknik Bercerita"



BERCERITA  DI DEPAN ANAK SEKOLAH MINGGU *


                Pada  umumnya teknik yang dipakai guru Sekolah Minggu untuk mengajar anak-anak sekolah Minggu  ialah dengan cara bercerita. Tetapi cerita disekolah Minggu mempunyai makna yang jauh lebih dari sekedar cerita dalam arti umum.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita ialah:
-          tuturan yang membentangkan  bagaimana terjadinya sesuatu
-          omong-omong kosong
-          dongeng
-          karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang, baik khayalan maupun kenyataan
-          lakon yang diwujudkan dalam film, sandiwara atau wayang

Di dalam pelayanan di Sekolah Minggu “bercerita” mempunyai konotasi tersendiri
-          menyampaikan firman /perkataan/ ajaran/ amanah Allah dalam bentuk cerita.
-          Khotbah untuk anak-anak
-          Sama sekali bukan dongeng
-          Kalau peristiwa yang disampaikan, peristiwanya  memang fakta, kisah nyata bukan khayalan atau karangan
-          Sarana untuk menyampaikan pesan/amanat/ajaran Firman Allah yang dapat mengubah kehidupan manusia.

Semua anak senang mendengar  cerita, asal cerita  itu disampaikan dengan cara yang menarik, itu sebabnya diperlukan persiapan yang matang, perlu materi  pembelajaran  yang sudah  disusun  dengan baik, sehingga ketika guru masuk  kelas ia sudah tahu dengan pasti apa yang akan disampaikannya  dan bagaimana ia akan menyampaikannya. Guru Sekolah Minggu harus berusaha keras supaya anak-anak di kelasnya dapat  mengingat Firman yang disampaikannya,  terus   mengingat sapai dapat dilaksanakannya di dalam kehidupannya sehari-hari.
               
                Pada suatu Minggu waktu para guru Sekolah Minggu sedang berdiskusi di salah satu ruang kelas, ibu Netty bertanya, “Pak Jimmy apakah Bapak datang  di KKR hari Ragu lalu? Jawabnya mantap, “tentu saja, hebat sekali pengkhotbah itu luar biasa!” tanya ibu Netty lagi, “Dia khotbah tentang apa?” Pak Jimmy mengaruk-garuk kepala, “Tentang apa ya?! Nanti saya tanya istri saya.  Ma, apa yang dikhotbahkan Rabu lalu?” Ibu Jimmy menjawab, “Iya, tentang apa ya, saya lupa...pokoknya dia penbicara hebat, menarik,menyenangkan! “Pak Jimmy  berusaha mengingat, “Iya tapi  apa yang dibicarakan?” “Wah, lupa tuh!!” jawab istrinya.

Pernahkah  Anda mengalami hal yang serupa seperti dalam ilustrasi tadi, hadir tapi tidak ingat apa yang dikatakan oleh si pembicara. Jika anak-anak di kelas Anda tidak dapat  mengingat apa yang anda ajarkan,  sudah lupa  pada waktu anak tiba di rumah  masing-masing, maka sudah waktunya anda mengubah cara anda  mengajar. Bagaimana caranya supaya anda  dapat membuat cerita  anda begitu  hidup dan mengena sehingga anak-anak di kelas anda tetap mengingat  apa yang anda ajarkan?

BEBERAPA  UNSUR PENTING  YANG HARUS KITA PERHATIKAN PADA SAAT  MENYAMPAIKAN CERITA:

1.       PENDAHULUAN / MENARIK PERHATIAN

Pendahuluan atau menarik perhatian ini sangat penting. Disinilah ditentukan  apakah anda akan berhasil menarik perhatian dan minat anak – sehingga kelas menjadi  hening, atau tidak  - itu berarti kelas menjadi gaduh. Pendahuluan ini harus dapat membangkitkan  rasa ingin tahu anak sejak awal cerita sehingga  anak rela mendengarkan cerita  yang akan Anda sampaikan.

v      Pendahuluan  yang berhasil
a).      Singkat dan hidup
b).     Berkaitan dengan cerita
c).      Kalimat pertama harus langsung menarik
d).     Mulai dengan apa yang diketahui anak
e).      Sesuai dengan usia anak

v      Bagaimana cara menyampaikannya
a).  Dengan pertanyaan, langsung kekelas anda
b).  Dengan mengambil langsung salah satu  bagian pelajaran yang penting dan menarik
c).  Dengan ilustrasi singkat, objek lesson, cerita nyata yang relevan dengan kehidupan anak.
d).  Dengan memberikan teka-teki atau kuis.

v      Yang perlu dihindari
a).  Jangan membongkar dulu rahasia cerita
b).  Jangan menyebutkan judul cerita  yang akan disampaikan
c).  Jangan berteriak-teriak terhadap anak.

2.       BADAN CERITA atau RANGKAIAN PERISTIWA

        Ini merupakan badan cerita  yang terus berkembang, termasuk rincian dari apa yang terjadi dan langkah-langkah yang diambil oleh para tokoh cerita.
v      Bagaimana supaya dapat bercerita dengan baik
a). Baca bagian Alkitab yang akan Anda ceritakan berulang-ulang, juga catatan materi pembelajaran yang sudah anda susun
b).  Perhatikan  daftar urutan  peristiwa yang akan anda sampaikan, biasanya 15 – 20 fakta sudah cukup
c).  Berlatihlah cerita berdasarkan garis besar urutan peristiwa, sehingga anda tidak berputar-putar. Supaya lancar paling sedikit  anda harus berlatih tiga kali.
d).  Latihan suara /intonasi/ekspresi juga perlu.

v      Bagaimana cara menyampaikannya
a).  Dengan penuh perasaan – biarkan cerita itu menjadi hidup melalui diri anda
b).  Setiap kata yang anda pakai harus dapat dimengerti anak, pergunakan  kalimat pendek dan jelas
c).  Ingat selalu tujuan cerita anda
d).  Pribadi Allah/Tuhan Jesus  harus menjadi FOKUS
e).  Dengan gerekan tubuh yang tepat
f).  Dengan suara yang jelas dan cukup keras untuk dapat didengar semua anak yang ada di dalam kelas anda. Intonasinya pun harus sesuai.

v      Yang harus dihindari
a).  Gerakan tubuh yang tidak perlu/kebiasaan buruk anda
b).  Menggunakan istilah Kristen yang lazim tapi artinya tidak jelas
c).  Bahasa yang terlalu tinggi, yang memuaskan guru tapi tidak dimengerti anak.

3.       KLIMAX

Ini merupakan puncak cerita , saat inilah masalah atau problema diselesaikan
v      Bagaimana supaya klimax jadi menarik
a).  Perhatikan garis besar yang anda buat, dan beri tanda  dimana anda akan membuat mjd klimax
b).  Berlatilah  bagaimana anda akan mengungkapkannya

v      Bagaimana cara menyampaikannya
a).  Dengan bersemangat – bawa cerita anda pada titik klimax
b). Dramatisir – supaya emosi anak-anak di kelas anda terhanyut  dalam peristiwa yang anda sedang ceritakan.
c). Dengan penuh kenyakinan – jangan biarkan klimax leat begitu saja tanpa makna, kalau perlu ulang dan tekankan dengan tegas.

4.       PENUTUPAN/ KESIMPULAN

Akhirnya anda sudah sampai diakhir cerita. Langkah-langkah yang diambil sudah lengkap. Ingat pada saat ini perhatian anak sudah mulai mengendur.

v      Bagaimana supaya penutup  atau kesimpulan anda berhasil
a).  Rencanakan penutup secermat anda merencanakan pendahuluan
b).  Kaitkan penutup dengan pendahuluan
c).  Kaitkan juga dengan kehidupan anak-anak yang  sedang anda layani
d).  Kalau perlu, beri tantangan  supaya anak-anak  mengambil keputusan yang penting bagi diri mereka sendiri-sendiri

v      Bagaimana cara menyampaikan
a).  Buatlah singkat – jangan bertele-tele
b).  Nyatakan kesimpulan anda dengan jelas dan tegas – jangan terus mengajar, sekarang saatnya mengakhiri cerita anda.


5.       HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Ø       Berlatih sebelum menyampaikan cerita anda  kepada anak-anak – berlatih dengan bersuara. Jangan Cuma  cerita dalam hati, kalau perlu berlatih  di depan cermin
Ø       Suara anda harus cukup keras  untu dapat didengan oleh semua anak yang ada di dalam kelas anda.
Ø       Jangan bicara terlalu cepat, ucapan setiap  kata harus jelas.
Ø       Tatap mata anak- anak anda. Eye contact itu sangat penting
Ø       Cerita denga bersemangat
Ø       Jalau anda menggunkan alat peraga, harus cukup besar untuk dapat dilihat oleh semua anak
Ø       Susun alat peraga  anda dengan baik, jangan buang  waktu  mencari-cari alat  peraga yang akan dipakainya .
Ø       Bahasa yang digunakan harus  dapat dimengerti oleh anak, jangan menggunakan istilah teologi. Kalau mau menggunakan istilah yang surga, harus dijelaskan  sehingga semua  mengerti.
Ø       Diatas segalanya anda harus berdoa minta Allah  terus menolong  anda mengembangkan kemampuan anda bercerita  demi kemuliaan  namaNya dan keselamatan banyak anak.

Jadi mengetahui bahwa si pembicara itu seorang yang hebat, yang mempunyai kepribadian yang menakjubkannya, tidak dapat  memecahkan masalah bagaimana membuat orang mengingat apa yang dikatakannya. Jadi yang perlu  bukan apa yang dikatakan saja melainkan  bagaimana anda mengatakannya. Tehnik  yang baik, sedikit didramatisir, pembahawaan yang bersemangat, kontak mata, dan tentu saja  topik yang relevan bagi anak akan menolong anak  untuk dapat mengingat apa yang dikatakan sang Guru. Marilah kita bertekad  bulat untuk dapat berbuat  sebaik-baiknya dan memasukkan ke dalam cerita  kita segala hal  yang dapat mendatangkan perubahan  didalam kehidupan anak didik kita secara pribadi! To God  be the gkory.


*   Materi Dalam Pembinaan Guru-Guru Sekolah Minggu HKBP Ressort Pekalongan,  2010,
    By: Pdt. Bernard H. Pasaribu, M.Min.



*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar