Makna Hidup

Hidup tidak hanya untuk menerima pemberian dari yang telah Tuhan sediakan,

tapi kita hidup juga perlu untuk menjaga apa yang telah Tuhan berikan, mengembangkannya dan berbagai dengan sesama

Senin, 01 Maret 2010

Mengenal anak di dalam perkembangan psikologisnya

ANAK DARI SUDUT PANDANG PSIKOLOGIS *
 
A.     Pengantar

“X” adalah seorang anak perempuan yang berusia 6 tahun dan ia mengikuti kelas sekolah minggu. Ia tidak pernah duduk diam di kelas, selalu bergerak dan bermain sendiri.Ia tidak pernah mau mengumpulkan persembahan.Bila berbicara lafalnya kurang  jelas dan ia akan marah serta berteriak jika dilarang. Suatu kali, ia bertengkar  dengan temannya ketika sedang bermain dan ia dipukul. Ia menangis  keras sekali sehingga semua mata tertuju padanya  dan suasana kelas berubah menjadi gaduh. Ia menangis sambil duduk dan menghentak-hentakkan kakinya. Walaupun telah dibujuk oleh kakaknya, ia tetap menangis.

            Bukan hal yang mudah jika menghadapi anak seperti “X” tersebut diatas dan bukan hal yang mudah untuk dapat memahami anak. Namun, mengapa kita harus memahami anak? Bukankah kita dapat mengabaikan X dan memperhatikan murid  sekolah minggu lain yang lebih besar jumlahnya? Hal ini mengacu kepada tindakan yang telah dilakukan Yesus dengan mencari 1 domba yang hilang dan meninggalkan 99 domba lainnya. Bahwa satu juga adalah berharga di mata Tuhan. Dengan dasar itulah maka kita (pelayan anak) harus dapat memahami anak, setiap anak dengan keunikannya mereka masing-masing. Pemahaman  yang benar akan keberadaan mereka akan dapat membantu anak mengembangkan kemampuannya – memunculkan potensi-potensi yang secara genetik dimiliki anak.

            Guru pada umumnya (termasuk Guru Sekolah Minggu/ pelayan anak) memainkan peranan penting dalam perkembangan anak. Guru menyediakan pengalaman dan sarana yang mendorong perkembangan kemampuan  anak dan memperluas pengetahuan mereka mengenai lingkungan. Guru Sekolah Minggu / pelayan anak secara khusus juga harus mampu menumbuhkan minat anak untuk mau bersekutu dengan saudara seiman dan kecintaan terhadap Yesus sebagai Juruslamat  mereka.  Untuk itu Guru Sekolah Minggu / pelayan anak  harus dapat memahami  keberadaan anak dan menyediakan lingkungan  yang penuh kasih  bagi anak agar  anak selalu bersedia  datang ke Sekolah Minggu. Situasi kelas yang diciptakan GSM/ pelayan anak, strategi mengajar dan materi yang digunakan hanya akan efektif jika memperhatikan  perkembangan fisik, kognitif, sosial, emosional dan moral anak.

Diharapkan kegiatan belajar mengajar menjadi proses yang  aktif dan kreatif sesuai dengan  tahap-tahap perkembangan anak. Tugas GSM/ pelayan anak bukan sekedar memberikan  pengetahuan kepada anak, melainkan menumbuhkan  minat serta  merangsang  anak untuk  mengenal Sang Juruslamat. Ini bukanlah hal yang mudah, tetapi pemahaman akan tahap-tahap pekembangan anak akan membantu GSM/ pelayan anak  untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara efektif.

 
A.     Perkembangan Anak menurut pertambahan usia

1.      Usia Anak Dini ( 2 – 6 tahun)

            Masa anak dini merupakan  periode yang penuh kreativitas, fantasi dan kegiatan bermain. Mereka melihat  lingkungan sebagai sarana untuk menuangkan imaginasi mereka.

Pada masa ini, kemampuan berkomunikasi dan bahasa berkembang dengan cepat. Istilah-istilah  baru,  penggunaan bahasa yang tepat dalam konteks sosial dan struktur  bahasa berkembang dengan cepat. Perkembangan ini berjalan seiring dengan pengetahuan mereka mengenai lingkungan dan terutama berkaitan dengan aktivitas rutin sehari-hari.

Perkembangan fisik juga terjadi dengan cepat. Gerakan hati-hati ketika masih bayi berubah menjadi gerakan yang lebih luwes dalam berlari, melompat, mereka  tidak  hanya berbicara, tetapi juga berteriak, menyanyi dan bergumam. Pada masa ini, mereka tidak dapat duduk tenang. Mereka  aktif memegang, mencium dan merasakan segala sesuatu yang terdapat di sekitarnya.



Secara sosial dan emosional, mereka mencari lingkungan/orang yang dapat dipercaya yang dapat  memberi mereka afeksi. Mereka menjadi tertarik berhubungan dengan orang lain dan mau meluangkan waktu untuk bermain dengan teman. Kadang-kadang,   mereka juga bertindak agresif dan egois sehingga merusak interaksi.

Tahap Perkembangan
Implikasi Kegaiatan Belajar Mengajar
Perkembangan Fisik:
Ø      Peningkatan kemampuan motorik , misalnya: berlari, melompat, melempar bola, memegang pinsil.
Ø      Peningkatan kemampuan dalam mengurus diri sendiri maupun kebersihan diri

Perkembangan Kognitif:
Ø      Kemampuan bahasa berkembang dengan cepat
Ø      Dapat membuat gambar sederhana
Ø      Memiliki pengetahuan akan warna, huruf dan angka.
Ø      Kemampuan berpikir (menurut  orang dewasa) ‘kurang logis’.

Perkembangan Sosial – Emosional:
Ø      Memahami perbedaan jenis kelamin
Ø      Dapat mengucapkan salam dan berbagi mainan
Ø      Timbulnya kesadaran akan emosi orang lain (menunjukkan simpati  untuk orang yang bersedih/kesusahan)

Perkembangan Moral:
Ø      Tumbuhnya kesadaran bahwa beberapa perilaku adalah salah dan dapat membedakan perilaku  yang benar dan salah  berdasarkan konsekuensi yang diterima dirinya sendiri


Ø       Menyediakan sarana belajar yang kaya dengan rangsang sensoris, misalnya : box pasir,mainan kertas untuk diwarnai, dll.
Ø       Mendorong tumbuhnya rasa tanggungjawab.



Ø       Membacakan cerita untuk mengembangkan kemampuan bahasa dan memperkenalkan ‘dunia baca’
Ø       Memperkenalkan berbagi  variasi kejadian di lingkungan melalui  kegiatan piknik  maupun gambar-gambar di buka


Ø       Memberikan kesempatan untuk bermain dan berinteraksi dengan teman sebaya.
Ø       Memberikan kesempatan untuk bermain peran atau sosio – drama.



Ø       Memperlihatkan harapan yang konsisten untuk suatu perilaku sehingga anak belajar mengikuti aturan.



2. Usia Anak Sekolah (6 – 10 tahun)

            Pada usia ini, perhatian terhadap tugas-tugas sudah dapat dipertahankan. Mereka lebih memperhatikan bagaimana lingkungan sekitar dan mereka memperlihatkan perhatian untuk mempelajari kebiasaan, adat dan budaya lingkungan. Timbul komitmen yang lebih serius kepada teman, terutama teman seusia dan sejenis kelamin. Anak juga mulai membandingkan diri mereka dengan orang lain, contoh : kenapa temanku lebih sedikit dari si “A”? Apakah aku cukup baik untuk dipilih kegiatan drama natal?

            Anak mulai menginternalisasikan larangan-larangan yang sering didengar berulang-ulang. Mereka mulai tahu apa yang diharapkan dan mereka berusaha memenuhi harapan itu. Aturan dalam bermain dan perilaku dalam kelas menjadi penting, walaupun kadangkala mereka juga melanggar aturan.

Tahap Perkembangan
Implikasi Kegiatan Belajar mengajar
Perkembangan Fisik:
Ø      Terus bertambah tinggi dan berat badan
Ø      Dapat  menguasai gerakan fisik yang kompleks
Ø      Meningkatkan kelancaran dalam ketrampilan motorik, misalnya : menulis dan menggambar.

Perkembangan Kognitif:
Ø      Mengembangkan kemampuan baca, tulis, matematika dan tugas-tugas sekolah lainnya.
Ø      Dapat memberi alasan logis berdasarkan kejadian-kejadian konkrit.
Ø      Masih terbatas kemampuan untuk berpikir abstrak

Perkembangan Sosial – Emosional:
Ø      Menginginkan waktu bermain dengan teman-teman, terutama yang berjenis kelamin sama
Ø      Dapat bermain dengan permainan yang ada aturannya


Perkembangan Moral:
Ø      Memahami aturan moral yang bersifat dasar sesuai dengan norma sosial.
Ø      Timbulnya rasa malu dan bersalah jika melakukan perilaku yang bertentangan secara moral.


Ø      Yakini bahwa semua anak memiliki ketrampilan dasar (baca tulis)
Ø      Berikan tugas-tugas baru yang menantang untuk mendorong anak mempelajari ketrampilan baru.


Ø      Berikan penjelasan lisan dengan contoh-contoh konkrit , gambar atau aktivitas konkrit.
Ø      Mendorong anak untuk bersikap kritis





Ø      Berikan arahan untuk membantu anak berinteraksi lebih baik dengan teman-teman dan mempertahankan hubungan yang harmonis, misalnya : cara menyelesaikan  konflik dengan mempertimbangkan kebutuhan teman.


Ø      Beritahukan aturan-aturan yang berlaku di Sekolah Minggu  agar kebaktian  dapat berjalan dengan lancar


3. Usia Remaja Awal (10 -14 tahun)

            Remaja lambat laun  kehilangan bentuk tubuh  anak-anak  dan menjadi  matang secara reproduksi. Perkembangan fisik  diimbangi  dengan reorganisasi dalam proses belajar, peran yang diharapkan dalam  keluarga dan sifat hubungan sosial dengan teman sebaya.

Perubahan  fisik karena pubertas sebetulnya  dapat diramalkan  dapat  tetapi remaja sering mengalami hal itu sebagai hal baru sehingga  kadangkala membingungkan mereka. Remaja terlihat canggung dan perubahan hormonal  dapat membuat emosi cepat berubah (tidak stabil). Mereka menjadi  lebih sensitif  mengenai pendapt orang lain tentang mereka. Mereka  juga  sangat peduli terhadap pendapat  teman sebaya bagi mereka (apa yang dipikirkan teman tentang saya? Bagaimana penampilan saya?) Teman sebaya merupakan tempat dimana mereka memperoleh  dukungan sosial dan mencari kenyakinan akan penampilan maupun perilaku mereka.

Kemampuan kognitif juga berkembang lebih baik yang memungkinkan remaja dapat berpikir lebih logis, abstrak dan sistematis. Pandangan terhadap lingkungan/dunia menjadi lebih luas (tidak hanya sebatas keluarga dan teman sebaya). Keinginan akan kekuasaan dan idealisme mulai muncul sehingga banyak remaja yang menentang aturan-aturan yang berlaku. Pada masa ini mereka juga menjadi lebih kritis

Tahap Perkembangan
Implikasi Kegiatan Belajar Mengajar
Perkembangan Fisik:
Ø      Masa pubertas, kesadaran akan perubahan fisik
Ø      Menampilkan perilaku yang cenderung berisiko
Ø      Peningkatan perilaku agresi, terutama pada anak laki-laki

Perkembangan Kognitif:
Ø      Kemampuan berpikir abstrak
Ø      Menghadapi tugas-tugas sekolah yang lebih kompleks
Ø      Timbulnya idealisme tentang isu-isu sosial politik.



Perkembangan Sosial – Emotional:
Ø      Semakin tertarik akan hubungan dengan teman
Ø      Timbul ketertarikan seksual dengan lawan jenis
Ø      Kadang-kadang menetang aturan orangtua/guru

Perkembangan Moral:
Ø      Cenderung  berpikir bahwa aturan harus diikuti untuk kebaikan mereka sendiri.

Ø      Memperlihatkan kepekaan terhadap remaja yang mengalami masa pubertas


 

Ø      Memperkenalkan konsep-konsep abstrak
Ø     Membuat kegiatan belajar mengajar yang menantang  dengan menggabungkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki, misalnya klipping  tentang  kemurahan hati  dan melakukan cara-cara  untuk menunjukkan kemurahan hati terhadap korban bencana


Ø      Memberikan kesempatan untuk ambil bagian dalam membuat keputusan di kelas


Ø      Berikan konsekuensi positif jika dapat memenuhi  aturan dan konsekuensi  negatif jika melanggar aturan. Terangkan juga alasan bagaimana  perilaku yang ditampilkan dapat melukai/ melanggar hak orang lain


A.     Perkembangan Psikologis anak yang diperngaruhi oleh Lingkungan

Selain mengenal anak di dalam tahap-tahap perkembangan psikologisnyanya sesuai dengan umurnya, mengenal Lingkungan dimana anak bertumbuh juga adalah sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan oleh para GSM / pelayan anak. Karena anak itu sendiri ada sebagaimana adanya dia,  bertumbuh tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dari dalam dirinya sendiri tapi juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Lingkungan ini mencakup lingkungan terdekatnya  dimana dia dibesarkan sampai kepada lingkungan yang lebih luas yaitu menyangkut budaya dan idiologi  negara.

Urie Bronfenbrenner mengemukakan  ada 5 lapisan  lingkungan yang mempengaruhi  kehidupan dan perkembangan psikologi anak, yaitu:

1.      Mikrosistem,  lingkungan dengan siapa anak berinteraksi secara langsung dalam kesehariannya seperti ayah, ibu, anggota keluarga, guru dan teman-teman sekolah, guru sekolah minggu, lingkungan dimana  anak melakukan aktivitas dan menjalankan perannya, memberikan pengaruh besar bagi kehidupan anak.

2.      Mesosistem, lingkungan yang berpengaruh bukan cuma yang langsung berhubungan dengan anak akan tetapi interaksi antaranya juga bisa berpengaruh. Misalnya : keterlibatan orang tua  dengan sekolah anaknya, kerjasama ibu dengan guru sekolah minggu  untuk bersama- sama mengusahakan anak senang  mengikuti kegiatan sekolah minggu. Dalam hal ini pertentangan  orangtua  terhadap  aturan-aturan sekolah akan memberikan dampak  bagi berbagai aspek perkembangan anak,

3.      Ekosistem, berbagai urusan yang tampaknya bukan merupakan bagian dari perkembangan anak seperti, jenjang karir yang harus dikejar ayah oleh ayah, seringnya tugas keluar kota atau tuntutan tugas ibu yang terlalu banyak di luar, kegiatan sosial yang menjadi bagian  kehidupan orang tua,selain dapat menimbulkan stress dan ketegangan, juga menyita waktu dan kebersamaan orangtua dengan anaknya. Hal-hal semacam ini pun dengan berbagai cara dan variasi, akan berpengaruh terhadap kehidupan berkeluarga dan perkembangan anak.
 
4.      Makrosistem, keseluruhan pola budaya yang mempengaruhi kehidupan anak termasuk sistem nilai, kondisi sosial ekonomi, gaya hidup dengan berbagai cara juga mempengaruhi kehidupan seorang anak. Seorang anak yang dibesarkan dalam sistem keluarga batih akan berbeda perkembangannya daripada mereka yang berasal dari keluarga yang sistem kekerabatannya sangat erat dengan keluarga besar yang ikut “membesarkan” anak.

5.      Kronosistem, dimensi waktu dan masa dimana anak hidup, termasuk perubahan yang terjadi dalam kondisi komposisi keluarga, kejadian-kejadian khusus seperti peperangan, kehidupan dengan mobilitas yang tinggi, era globalisasi, komputerisasi dan media elektronik yang melanda sebagian besar aspek kehidupan manusia, memberikan pengalaman serta pengaruh khusus bagi kehidupan dan proses perkembangan anak.

Di samping perlu memahami hal-hal umum yang berkaitan dengan karakteristik khusus tahapan perkembangan yang berbeda, perlu diperhatikan pula bahwa setiap anak:
-     Individu yang unik
-     Memiliki berbagai kemampuan yang berbeda – multiple intelligence
-     Membutuhkan pengalaman serta stimulasi yang tepat
-    Stimulasi dari berbagai kemampuan perlu disertai dengan penanaman nilai, moral serta keimanan anak, yang dilakukan secara sengaja agar anak dapat menjawab berbagai tantangan hidup.


B.     Peran Gereja Sekolah Minggu

Di samping orang tua, Guru Sekolah Minggu mempunyai peran besar  dalam mempengaruhi perkembangan anak, bukan saja untuk hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan rohani dan keimanan anak, tetapi  juga mencakup aspek-aspek yang lebih luas.

Sosok guru, khususnya bagi anak usia sekolah merupakan tokoh yang sangat dipercaya. Anak mudah percaya  pada apa yang diajarkan  oleh guru sekolah ataupun guru sekolah minggu. Guru Sekolah Minggu seringkali dikagumi, dan dijadikan panutan. Ketika anak merasa  bersahabat  dengan GSM nya mereka akan mudah menerima ajaran, nilai, moral dan kedekatan mampu  menumbuhkan kehidupan rohani anak.

Pendekatan  perlu dilakukan secara luwes dan disesuaikan  dengan perkembangan anak. Mengajar anak usia SD masih  bisa dilakukan satu arah, akan tetapi  pra remaja mulai berpikir lebih kritis, oleh karenanya metode diskusi akan membangun kemampuan berpikir dan membuka peluang GSM mengetahui logika berpikir mereka serta memberikan kesempatan meluruskan hal-hal yang tidak sejalan dengan apa yang seharusnya.


“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya,
maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu”
(Amsal 22 : 6)


 * Makalah ini dipersembahkan bg pembinaan Guru-guru Sekolah Minggu HKBP Pekalongan, di Guci - Jateng, 2007 oleh Pdt.Bernard H. Pasaribu, M.Min.

1 komentar:

  1. mf cuma mau cerita kisah nyata aku dalam kesuksesan aku,begini aku dulu anak petani 3bersaudara aku anak ke 3,3tahun yang lalu orang tuaku pusing karna banyak hutangnya gara gara aku disekolahkan sampai lulus s1,tapi aku diam2 mencari jalan keluar permasalahan kami and cek di internet sahpa tau ada orang pintar bisa membantu,tapi lama kelamaan aku temukan posting orang yang pernah minta bantuan ama mbah sangrego degan nonya085756670667,tapi awal takut hubungi karna kata orang larangan agama,aku beranikan diri telpon beliau degar cerama atau arahanya ternyatah bukan juga jalan sesat,tergantun keyakinan kata mbahnya,banyak juga pilihan aku diberikan ada,uang balik,dana hibah,uang gaib,dll...tergantun keinginan kita juga dan tidak ada tumbal,berkat bantuan beliau aku tak terbebagi hutang orang tua lagi,dan orang tua pun senang setelah aku ceritakan semuanya,terima kasih,wassalam.

    BalasHapus